PORTAL LEBAK - Kegiatan masif di pengeboran sumur pengembangan, melalui work over dan well service, memberikan dampak positif penambahan produksi minyak dan gas, di Indonesia.
Meskipun pada kenyataanya produksi minyak dan gas yang ada, masih lebih rendah dibandingkan tahun 2022 lalu.
Hal ini disebabkan seringnya kejadian penutupan tak terencana sepanjang tahun 2022 yang mengakibatkan adanya kehilangan peluang produksi atau loss production opportunity minyak dan gas dengan volume besar.
Baca Juga: Pengeboran 616 Sumur Pengembangan Minyak dan Gas di Tanah Ari Dituntaskan SKK Migas
Adanya frekuensi tinggi atas unplanned shutdown dengan dampak kehilangan produksi yang banyak mengakibatkan tidak mampu menahan penurunan produksi minyak dan gas.
Padahal SKK Migas telah menambah produksi minyak dan gas dari pengeboran sumur pengembangan.
“Tingginya frekuensi unplanned shutdown disebabkan karena fasilitas produksi yang telah tua dan juga sebab-sebab yang lain," papar Dwi.
Baca Juga: Kovensi IOG 2022 Diwarnai Penandatanganan 28 Kesepakatan Komersial di Industri Hulu Migas
"Menyikapi hal ini, SKK Migas telah melakukan audit maintenance ke beberapa KKKS yang dipandang memiliki resiko unplanned shutdown yang tinggi”, terang Dwi.