Junta Militer Pemberontak Menolak Tekanan Membiarkan Presiden Conde Meninggalkan Guinea

- 18 September 2021, 13:49 WIB
Presiden Ghana Nana Akufo-Addo, ketua baru Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Barat (ECOWAS), berbicara kepada wartawan setelah pertemuan konsultatif di Accra. Para pemimpin Afrika Barat meninggalkan Guinea setelah bertemu dengan junta yang terkena sanksi, di Conakry.
Presiden Ghana Nana Akufo-Addo, ketua baru Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Barat (ECOWAS), berbicara kepada wartawan setelah pertemuan konsultatif di Accra. Para pemimpin Afrika Barat meninggalkan Guinea setelah bertemu dengan junta yang terkena sanksi, di Conakry. /Foto: via REUTERS/STRINGER/

PORTAL LEBAK - Junta militer Guinea menyatakan pihaknya tidak akan tunduk pada tekanan regional, Jumat 17 September 2021.

Junta militer juga mengizinkan Presiden Alpha Conde, yang ditahan sejak penggulingannya pada 5 September lalu, untuk meninggalkan negara itu.

Pada hari Jumat, Presiden Pantai Gading Alassane Ouattara dan Presiden Ghana Nana Akufo-Addo berkunjunga satu hari, ke Conakry.

Baca Juga: Pasukan Keamanan Myanmar Kepung Pekerja Kereta Api yang Mogok, PBB Gagal Mengutuk Kudeta

Keduanya meminta pemimpin kudeta Mamady Doumbouya, seorang komandan pasukan khusus dan mantan Legiuner Prancis, untuk pembebasan Conde.

Outtara berharap meninggalkan Guinea bersama Conde, kata seorang pejabat senior pemerintah daerah kepada Reuters dan dikutip PortalLebak.com.

"Mantan presiden berada dan tetap di Guinea. Kami tidak akan menyerah pada tekanan apa pun," kata junta dalam sebuah pernyataan di TV pemerintah.

Baca Juga: Kudeta Militer Myanmar, Aung San Suu Kyi Tak Berkutik

Ouattara dan Akufo-Addo, mewakili 15 anggota Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Barat (ECOWAS).

Halaman:

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x