PORTAL LEBAK - Pemimpin Uni Emirat Arab, Sheikh Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan Mohammed bin Zayed al Nahyan, terpilih sebagai presiden negara Teluk Arab.
Keputusan dibuat oleh dewan tertinggi pemerintah federal pada Sabtu, memperketat cengkeramannya pada produsen minyak OPEC dan peran penting di kawasan itu.
Dia menjadi presiden pada saat hubungan lama antara Uni Emirat Arab dan Amerika Serikat tegang, karena Amerika Serikat dianggap tidak peduli dengan keamanan sekutu regionalnya.
Baca Juga: Nama MBZ Sheikh Mohamed Bin Zayed Diabadikan Jadi Jalan Layang Tol Jakarta-Cikampek II
Teluk dan negara-negara Barat mencari dukungan dari kawasan untuk membantu mengisolasi Rusia dalam konflik Ukraina.
"Kami mengucapkan selamat kepadanya dan berjanji setia kepadanya, serta kepada rakyat kami," kata penguasa Dubai, Sheikh Mohammed bin Rashid al Maktoum, yang juga wakil presiden dan perdana menteri Uni Emirat Arab.
Sang pemimpin yang kerap disebut MbZ (61) telah memegang kekuasaan di belakang layar selama bertahun-tahun.
Baca Juga: Meski Gencar Serangan Rudal dari Milisi Houthi, Turis Tetap Liburan Membanjiri Uni Emirat Arab
Dia juga memimpin reorganisasi Timur Tengah, yang telah menciptakan poros anti-Iran baru dengan Israel.
UEA merupakan pusat perdagangan dan pariwisata, juga telah memperdalam hubungan dengan Rusia dan China.