PORTAL LEBAK - Pejabat sementara Ketua Pusat Informasi, Informasi dan Komunikasi Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari menyatakan, longsor di Serasan, Kabupaten Natuna Kepulauan Riau, adalah longsor terparah dalam sejarah longsor di Indonesia, khususnya dari segi jumlah korban jiwa.
Abdul mengatakan dalam buletin bencana BNPB yang dilacak online Senin di Jakarta bahwa sejauh ini, lebih dari 50 korban diperkirakan meninggal.
Dalam tanah longsor di Serasan, Natuna, BNPB mendata 46 orang telah ditemukan dan diidentifikasi, dan delapan orang lainnya dilaporkan masih hilang.
Baca Juga: Pada Hari Ketujuh Pencarian, 10 korban Tanah Longsor Serasan di Natuna Belum Ditemukan
“Kalau 54 (orang) ini kita benar-benar menduga mereka semua meninggal, ya, karena sudah 24 jam. Ini mungkin salah satu bencana tanah longsor terburuk hingga saat ini dalam hal hilangnya nyawa dalam satu peristiwa,” katanya.
Abdul mengatakan pencarian korban terus dilakukan karena teknologi modifikasi cuaca digunakan di lokasi longsor, yakni Pulau Serasan.
Ia juga mengatakan, faktor utama terjadinya bencana di Kepulauan Natuna justru kemungkinan kebakaran hutan dan lahan. Namun, kejadian bencana hidrometeorologi basah cukup dominan.
Baca Juga: Tanah Longsor Tewaskan 15 Orang dan Hancurkan Satu Kampung di Natuna
Pada tanggal 1 Maret peluang hujan tampaknya cukup tinggi di Pulau Sumatera. Namun khusus di Kabupaten Natuna pada tanggal 1 dan 2 Maret 2023 curah hujan mencapai hampir 1000 mm.