Padahal biasanya pemukiman masyarakat Suku Baduy di Kampung Kadu Ketug selalu ramai karena warga menggelar dagangan hasil kerajinan pelaku UMKM di bale-bale rumah.
"Kami berharap pelaku UMKM yang terdampak Covid-19 mendapat bantuan dari pemerintah sebagai bentuk kompensasi itu," kata Jaro Saija.
Kudil, seorang pelaku UMKM warga Suku Baduy mengungkapkan, dirinya tidak bisa menjual hasil kerajinan karena tidak ada pembeli selama mewabahnya Covid-19.
Baca Juga: Di 386 Kota/Kabupaten di 34 Provinsi, Ada 17 Ribu Lebih Pasien Positif Corona
Bahkan, katanya, sejak tiga bulan terakhir ini, tidak ada wisatawan yang berkunjung.
"Kami percuma saja buang-buang modal dan tenaga jika menggelar kerajinan, namun tidak ada pembelinya," katanya.
Hal senada disampaikan Meti, pelaku UMKM warga Suku Baduy lainnya.
Meti mengaku sudah tidak memproduksi kerajinan kain tenun, karena tidak ada wisatawan yang berkunjung ke pemukiman masyarakat Suku Baduy.
Untuk menyambung hidup, dirinya kini membantu suami di ladang huma guna memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.
Baca Juga: Daya Beli Masyarakat Lebak Membaik Setelah BLT Cair, Pasar Rangkasbitung Menggeliat