Network
SCM juga telah mencatatkan diri di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia/BEI) pada tanggal 16 Juli 2002. Sebanyak 40 persen emiten berkode SCMA itu dimiliki PT Mitrasari dan PT Abhimata, dan sisanya dimiliki oleh publik.
Perjalanan usaha SCM diawali dengan hanya mempunyai satu stasiun televisi terestrial bernama SCTV. Kemudian melebarkan sayapnya dengan beberapa akuisisi dan membentuk anak usaha baru. Di antaranya adalah akuisi PT Indosiar Karya Media Tbk (stasiun tv Indosiar) dan PT Vidio Dot Com (layanan nonton streaming bernama Vidio).
Baik SCTV, Indosiar, dan Vidio kerap kali mendapatkan hak siar untuk menayangkan pertandingan sepak bola, misalnya Liga 1 di Indosiar, serta Liga Premier Inggris di SCTV dan Vidio.
SCM bisa raup cuan besar di Piala Dunia U-17 2023
Piala Dunia FIFA merupakan kompetisi olahraga sepak bola paling bergengsi di seluruh dunia. Pasalnya efek domino dari event olahraga ini salah satunya adalah meningkatnya perekonomian lokal maupun nasional sebuah negara yang ditunjuk sebagai penyelenggaranya.
Penunjukkan SCM Group sebagai media resmi Piala Dunia U-17 2023 kemungkinan besar akan memberi dampak positif bagi perusahaan di bidang penyiaran media itu.
Baca Juga: Otoritas Ibu Kota Nusantara IKN Sebut 85 persen rumah bentuk vertikal, Begini Penampakannya
Meski tahun ini menjalani bisnis sangat sulit, emiten SCMA terpilih BEI untuk masuk ke dalam daftar Indeks LQ45 periode Februari-Juli 2023.
Data laporan keuangan SCM Group bulan Juni 2023 (kuartal 2/Q2) mencatat perusahaan mengantongi laba bersih sebesar Rp3,02 miliar, nilai ini turun sekitar 4 persen dari periode yang sama tahun 2021.
Terpilihnya SCM Group sebagai pemegang lisensi hak siar Piala Dunia U-17 2023 dipastikan akan mendatangkan lebih banyak kerja sama bisnis (sponsor) hingga peluang catatan penjualan slot iklan lebih banyak pada akhir tahun.
