Penerapan AI Berhasil Tuk Capai Penemuan Besar, KKKS Meminta Penerapan AI Pada Pertambangan Roketkan Produksi

- 20 Juni 2024, 19:30 WIB
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto. dalam instruksinya di akhir rapat kerja TI 2024 (14 Juni).
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto. dalam instruksinya di akhir rapat kerja TI 2024 (14 Juni). /Foto: Handout/Humas SKK Migas/

PORTAL LEBAK - Teknologi Kecerdasan Buatan (AI) menjadi salah satu game changer di sektor eksplorasi, menjadikan Indonesia adalah negara yang makmur dalam hal penemuan hidrokarbon laut dalam pada tahun 2023. Inilah sebabnya Kepala SKK Migas meminta teknologi AI juga diterapkan pada kegiatan operasional.

Teknologi komputer, dalam hal ini AI, telah menjadi game changer di industri hulu minyak dan gas (HMI), penerapannya yang masif pada pengolahan data survei seismik di sektor eksplorasi telah membawa kesuksesan nyata dengan penemuan deep-hidrokarbon laut di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.

"Pada tahun 2023, Indonesia akan menjadi negara tersukses di bidang eksplorasi laut dalam dengan peringkat 1 dan 2 dalam hal penemuan raksasa di dunia,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, dalam instruksinya di akhir rapat kerja TI 2024, 14 Juni 2024.

Baca Juga: Kebut Penyerapan Gas Dalam Negeri, SKK Migas Dorong Percepatan Pipanisasi Gas

Dwi mengatakan IHM masih mempunyai permasalahan terkait dengan penghentian mendadak, upaya peningkatan keselamatan kerja untuk menghindari kecelakaan.

Termasuk, aktivitas pengeboran ilegal dan permasalahan lainnya. Dwi berharap ketiga aspek yang menyebabkan kerugian besar pada produksi migas ini bisa teratasi.

"Saya sampaikan sebenarnya jika SKK Migas dan KKKS dapat dengan baik menerapkan teknologi IT, termasuk AI, maka kita dapat secara efektif menghindari pemadaman dan penyumbatan pipa yang tidak terduga," paparnya.

Baca Juga: Permudah Pemetaan Tata Ruang Hulu Migas, SKK Migas Perkenalkan SPEKTRUM IOG 4.0

"Biaya IHM 10.000 BOPD minyak dan gas 100 MMSCFD adalah nilai yang sangat penting. Jika kita bisa mengantisipasi kejadian-kejadian negatif yang berujung pada lost production opportunity (LPO). Tentu saja kita bisa meningkatkan produksi migas,” kata Dwi.

Halaman:

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah