Atlet Jepang Naomi Osaka, Sematkan Obor Olimpiade Tokyo 2020 Resmi Digelar

- 24 Juli 2021, 10:08 WIB
Atlet superstar Jepang Naomi Osaka menyalakan baki api dari obor, dalam acara upacara pembukaan yang menandai dimulainya Olimpiade Tokyo 2020.
Atlet superstar Jepang Naomi Osaka menyalakan baki api dari obor, dalam acara upacara pembukaan yang menandai dimulainya Olimpiade Tokyo 2020. /Foto: Reuters/


PORTAL LEBAK - Atlet superstar Jepang Naomi Osaka menyalakan baki api dari obor, dalam acara upacara pembukaan yang menandai dimulainya Olimpiade Tokyo 2020.

Pesta olahraga sejagad, yang berlangsung mewah dan dibayangi oleh pandemi tetapi menyiratkan harapan, tradisi, dan gerakan keragaman olahraga.

Olimpiade Tokyo 2020 ditunda satu tahun karena pandemi virus corona, Olimpiade pun diadakan tanpa penonton di kota Tokyo, di bawah keadaan darurat karena Covid-19.

Baca Juga: Viral di Instagram: Presiden Jokowi Sidak ke Apotek Cari Antivirus, Antibiotik dan Vitamin

Pasalnya, karena banyak bagian dari negara-negara di dunia, masih berjuang dengan adanya kenaikan kasus pandemi Covid-19.

Para atlet, yang sebagian besar mengenakan masker, berparade melalui Stadion Nasional yang sunyi senyap, di mana pembawa bendera untuk pertama kalinya adalah pria dan wanita.

Terlebih lagi, delegasi Kanada berbaris dengan lencana pelangi di seragam mereka, untuk mendukung komunitas LGBTQ+ di perhelatan olahraga Akbar ini.

Baca Juga: Cek Fakta: Minta Sumbangan Kaos Untuk Relawan Covid-19, Ini Penjelasan BNPB

Dalam perjalanannya melewati stadion, obor itu dioper dari juara Olimpiade kepada legenda bisbol - yang lahir di Taiwan - seorang dokter dan perawat, seorang Paralimpiade, dan anak-anak dari beberapa bagian negara Jepang, yang dilanda gempa bumi dan tsunami Maret 2011.

Perjalanan obor berakhir dan diserahkan kepada Osaka, juara grand slam tenis empat kali berusia 23 tahun, yang berlatar belakang putri seorang pria Haiti dan wanita Jepang.

Sosok Osaka mencerminkan perubahan dan keragaman yang tumbuh perlahan datang ke negara, yang dulunya memiliki etnis yang homogen.

Baca Juga: Biaya Kremasi Jenazah Covid-19 Melonjak Hampir Dua Kali Lipat di Pekalongan

"Tidak diragukan lagi pencapaian dan kehormatan atletik terbesar yang pernah saya miliki dalam hidup saya," cuit Osaka dalam sebuah tweet, seperti PoertalLebak.com kutip dari Reuters, Sabtu 24 Juli 2021.

"Saya tidak memiliki kata-kata untuk menggambarkan perasaan yang saya miliki saat ini, tetapi saya tahu saya saat ini dipenuhi dengan rasa syukur dan terima kasih," ungkapnya.

Presiden Komite Olimpiade Internasional, Thomas Bach, menyatakan dalam pidato pembukaannya kepada para atlet, dibutuhkan solidaritas antar warga dunia.

Baca Juga: Tempat Vaksinasi Massal Di Kota Depok, Khusus Untuk Pengemudi Ojek Online

"Kami membutuhkan lebih banyak solidaritas - lebih banyak solidaritas di antara masyarakat dan di dalam masyarakat. Namun pergeseran menuju inklusivitas yang lebih besar tidak datang tanpa halangan," papar Bach.

Pesta pembukaan Olimpiade Tokyo 2020.
Pesta pembukaan Olimpiade Tokyo 2020.

"Tokyo 2020 telah dilanda serangkaian skandal, termasuk keluarnya pejabat senior atas komentarnya menghina derajat perempuan, lelucon Holocaust, dan intimidasi," tambahnya 

Biasanya pembukaan Olimpiade digelar dengan pertunjukan bertabur bintang yang dipenuhi selebriti dan pejabat negara.

Baca Juga: Tamagotchi Bandai, Merilis Versi Baru BT21 dan Ini Fiturnya Buat Anak Milenial

Tapi upacara kali ini sederhana, dengan kurang dari 1.000 orang yang hadir, aturan jarak sosial yang ketat dan tanda-tanda yang meminta penonton untuk 'diam di sekitar venue.'

Dibuka dengan video yang menunjukkan jalan-jalan kosong di seluruh dunia dan seorang atlet berlatih sendirian dalam kegelapan dan kesunyian.

Termasuk juga drone yang melayang di atas Stadion Nasional Tokyo dalam bentuk logo Olimpiade yang berubah menjadi planet bumi dan pertunjukan global melalui tautan video John Lennon dan Yoko Ono dengan lagu mereka 'Imagine'.

Baca Juga: 800 Orang Disuntik Vaksin Covid-19 Palsu Merek AstraZeneca, 99 Persen Berisi Air

"Dengan dunia dalam situasi yang sulit karena pandemi virus corona, saya ingin memberikan rasa hormat dan terima kasih saya kepada para pekerja medis dan semua orang yang bekerja keras setiap hari untuk mengatasi kesulitan," ujar Presiden panitia lokal Seiko Hashimoto. .

Upacara mencapai puncaknya dibalut acara teater kabuki ala tradisional - plus riasan dan kostumnya yang rumit - dipadu dengan improvisasi piano jazz, di atas panggung, bersama baki untuk nyala api obor Olimpiade.

Pada parade atlet, sebagian besar negara diwakili oleh pembawa bendera pria dan wanita Olimpiade di depan, tetapi tidak semua atlet mematuhi protokol kesehatan pandemi Covid-19.

Baca Juga: Banjir Besar di China Tengah 33 Tewas, Puluhan Ribu Warga Diungsikan Saat Badai Menyebar

Berbeda dengan kebanyakan atlet lainnya, tim dari Kirgistan dan Tajikistan serta pembawa bendera Pakistan ikut berparade.***

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x