Getaran Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru Tercatat Empat Kali Selama 5-6 jam

- 9 Juli 2023, 05:30 WIB
Banjir lahar dingin Gunung Semeru yang mengalami peningkatan debit airnya akibat hujan deras yang mengguyur puncak Gunung Semeru, Jumat 7 Juli 2024./ ANTARA/HO-Diskominfo Lumajang
Banjir lahar dingin Gunung Semeru yang mengalami peningkatan debit airnya akibat hujan deras yang mengguyur puncak Gunung Semeru, Jumat 7 Juli 2024./ ANTARA/HO-Diskominfo Lumajang /

PVMBG mendeteksi Gunung Semeru dalam keadaan siaga atau level 3.

PORTAL LEBAK - Bupati Lumajang Thoriqul Haq menyatakan masa tanggap darurat kurun 14 hari setelah kejadian bencana banjir lahar dingin Gunung Semeru, di Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur.

"Saya telah tetapkan masa tanggap darurat dalam 14 hari, saya tugaskan Pak Sekda agar menunjuk satgas darurat bencana," ujar Thoriqul Haq, dilansir PortalLebak.com dari Antara.

Menurut bupati Lumajang, cuaca ekstrem disertai intensitas hujan tinggi pada beberapa hari terakhir menyebabkan banjir dan tanah longsor di beberapa kawasan.

Baca Juga: Erupsi Gunung Semeru Masih Belanjut, Guguran Lava Panas Masih Terjadi di Puncak

Bahkan, terjangan keras material lahar dingin Semeru juga mengakibatkan beberapa jembatan mengalami kerusakan hingga terputus dan tidak bisa dilalui.

Sementara itu PVMBG pada Jumat 7 Juli 2023, mendata ada empat kali guncangan banjir selama 5 hingga 6 jam di puncak Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur akibat hujan deras.

Liswanto, pejabat Observatorium Gunung Api Semeru, mencatat dalam laporan tertulisnya bahwa terjadi empat gempa getaran banjir selama periode pengamatan pukul 00.00 hingga 24.00 WIB pada Jumat 7 Juli 2023.

Baca Juga: Gunung Semeru Meletus Lagi dengan 17 Kali Gempa Erupsi, Lontarkan Abu Vulkanik Setinggi 300 Meter

"Besarnya getaran genangan 28-40 mm dan durasi gempa 20.700-21.600 atau sekitar 5-6 jam," katanya dalam laporan tertulis di Balai Pemantauan Gunung Semeru Gunung Sawur, Kabupaten Lumajang pada Sabtu di pagi hari.

Selain itu, dalam 24 jam, seismograf mencatat 57 gempa dengan amplitudo 12–22 mm dan durasi gempa 45–155 detik, kemudian 9 gempa dengan amplitudo 4–13 mm dan durasi gempa 37–62 detik.

“Selain itu, terekam tremor vulkanik dalam dengan amplitudo 17 mm, sementara tidak terlihat asap kawah secara visual. Cuaca mendung hingga hujan, dengan angin ringan hingga kencang di arah utara, timur laut, selatan, barat. dan barat laut, katanya.

Baca Juga: MetLife Stadium Minta Maaf Setelah Menyukai Tweet Benci Mengikuti Konser Sejarah TWICE

Akibat banjir yang berlangsung lama, aliran air di beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS) Semeru sangat deras sehingga mengakibatkan rusaknya beberapa jembatan.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menempatkan Gunung Semeru pada Siaga Level 3 untuk mencegah aktivitas masyarakat di bagian tenggara Besuk Kobokan, 13 km dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak beroperasi dalam jarak 500 meter dari bantaran sungai (sungai sempadan) sepanjang Besuk Kobokan, karena dapat terkena dampak penyebaran awan panas dan aliran lahar, 17 km dari puncak.

Baca Juga: Gerakan Kembali ke Meja Makan, Kepala BKKBN: Eratkan Tali Kekeluargaan dan Cegah Stunting

Kemudian Pemkot tidak diperbolehkan melakukan aktivitas apapun dalam radius 5 Km dari Kawah/Puncak Gunung Semeru karena resiko lemparan batu (bohlam).

Waspadai juga kemungkinan terjadi awan panas (APG), aliran lahar dan lahar di sepanjang sungai/lembah yang meletus di puncak Pegunungan Semeru.

Khususnya di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar dan Besuk Sati, serta kemungkinan intrusi lahar. sungai sebuah sungai kecil yang merupakan anak sungai Besuk Kobokan.*** 

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah