Hacker Cina Gunakan Facebook Untuk Mata-matai Warga Uighur di Luar Negeri

25 Maret 2021, 09:31 WIB
ilustrasi Facebook /Foto : Pixabay/

PORTAL LEBAK – Facebook Inc mengatakan pada Rabu 24 Maret 2021 bahwa pihaknya telah memblokir sekelompok peretas di Cina yang menggunakan platform tersebut untuk menargetkan warga Uighur yang tinggal di luar negeri.

Para peretas itu mencari warga Uighur dengan sebuah tautan malware yang akan menginfeksi perangkat mereka dan memungkinkan untuk melakukan pengawasan terhadap warga Uighur di luar negeri.

Perusahaan media sosial itu mengatakan para peretas yang dikenal dengan nama Earth Empusa atau mata Jahat di Industri keamanan, mereka menargetkan aktivis jurnalis dan pembangkang yang sebagian besar adalah orang Uighur.

Baca Juga: Manajemen JYP Entertainment Jalin Kerjasama dengan China’s Tencent Music Entertainment

Baca Juga: Cara Cek Kedaraan, Jika Terkena Tilang E-TLE di Jabodetabek

Uighur sendiri merupakan kelompok etnis yang sebagian besar beragama Muslim dan menghadapi penganiayaan di Cina.

Platform milik Mark Zuckerberg ini mengatakan jika ada kurang dari 500 orang target, yang sebagian besar berasal dari wilayah Xinjiang.

Namun, sebagian besar juga ada yang tinggal di luar negeri seperti di Turki, Kazakhstan, Amerika Serikat, Suriah, Australia, dan Kanada.

Baca Juga: Akhir Perjalanan Sang Penggalang Dana Aksi Terorisme

Baca Juga: Ini Cara Bupati Lebak, Semangati Enterpreneur Muda Lebak

Menurut mereka sebagian besar aktivitas peretas dilakukan di luar Facebook dan mereka menggunakannya untuk berbagi tautan ke situs web berbahaya daripada langsung membagikan malware di platform tersebut.

“Kegiatan ini memiliki ciri khas operasi dengan sumber daya yang baik dan persisten, sambil menyembunyikan siapa di belakangnya,” kata penyelidik keamanan siber Facebook dalam sebuah postingan blog.

Facebook mengatakan kelompok peretas menggunakan akun palsu untuk menyamar sebagai jurnalis fiktif, pelajar, pembela hak asasi manusia atau anggota komunitas Uighur.

Baca Juga: Dua Monster Legendaris Godzilla dan Kong Akan Muncul di PUBG Mobile

Baca Juga: Inilah 6 Daerah di Banten yang Masuk Zona Orange Penyebaran Covid-19

Hal ini mereka lakukan untuk membangun kepercayaan dengan target dan mengelabui mereka agar mengklik tautan berbahaya yang akan memasang perangkat lunak mata-mata di perangkat mereka.

Platform media sosial ini nuga mengatakan jika peretas membuat situs web jahat menggunakan domain yang mirip untuk situs berita Uighur dan Turki, kemudian mereka membobol situs web yang dikunjungi oleh target.

Facebook juga menemukan situs web yang dibuat oleh grup tersebut untuk meniru toko aplikasi Android pihak ketiga dengan aplikasi bertema Uighur, seperti aplikasi doa dan kamus, yang berisi malware.

Baca Juga: Akibat Persahabatannya Dengan Aktor Jisoo, Nam Joo Hyuk Tuai Komentar Kebencian

Baca Juga: Mengejutkan, Gisel Bersaksi Meringankan Sang Terdakwa Penyebar Video Asusila

Pihak Facebook mengatakan jika penyelidikan yang mereka lakukan menemukan dua perusahaan Cina, Beijing Best United Technology Co Ltd (Best Lh) dan Dalian 9Rush Technology Co Ltd (9Rush) telah mengembangkan sebuah perangkat Android yang digunakan oleh grup peretas tersebut.

Kedutaan Besar Cina di Washington tidak segera membalas pesan untuk dimintai komentar atas laporan Facebook.

Dikutip Portallebak.com dari Reuters, Beijing diketahui secara rutin membantah tuduhan spionase dunia maya tersebut.

Baca Juga: Tilang Manual Tetap Ada, Meski Tilang Elektronik E-TLE Berlaku

Baca Juga: Twitter Uji Coba Fitur Baru, Kini Bisa Nonton YouTube Langsung

Pemerintah Barat berusaha meminta pertanggungjawaban Cina atas penahanan massal Muslim Uighur di Barat Laut Cina, di mana Amerika Serikat mengatakan jika Cina melakukan genosida.

Cina menyangkal semua tuduhan pelecehan dan mengatakan kamp-kampnya menyediakan pelatihan kejuruan yang diperlukan untuk melawan ekstremisme.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan bahwa hingga 1 juta orang, terutama Uighur, telah ditahan di kamp-kamp Xinjiang.

Baca Juga: Anak Tak Mau Pakai Masker? Simak 5 Tips Agar Anak Patuhi Protokol Kesehatan

Baca Juga: Dikabarkan Akan Menikah Tahun Ini Dengan Rizky Billar, Ini Jawaban Ayah Lesti Kejora

Facebook mengatakan telah menghapus akun grup yang jumlah pengikutnya kurang dari 100, dan mereka telah memblokir fitur berbagi domain berbahaya dan memberi tahu orang-orang yang diyakini sebagai target.***

 

 

Editor: Didin

Tags

Terkini

Terpopuler