Puing Roket China Akan Jatuh Memasuki Atmosfir

9 Mei 2021, 11:06 WIB
Dokumentasi peluncuran roket China Long March 5B Y2, di stasiun peluncuran roket China, di Tianhe, (29/04/2021). Puing roket China tersebut diperkirakan akan jatuh ke bumi, Minggu (09/05/2021). /Foto: Via Reuters/China Daily/

 

PORTAL LEBAK - Puing roket China, yang merupakan roket terbesar China dan diluncurkan minggu lalu, diperkirakan akan jatuh kembali melalui atmosfer beberapa jam mendatang.

Data tentang puing roket China ini diungkapkan pusat pelacakan sarana antariksa Eropa dan Amerika Serikat (AS), hari Sabtu 8 April 2021.

Meskipun masih ada berbagai perkiraan di mana roket akan mendarat, tampaknya semakin besar kemungkinan puing roket China, itu tidak akan menghantam Amerika Serikat.

Baca Juga: Video Viral Mata Elang Rampas Kendaraan, Penumpang Kena Serangan Jantung

Kementerian luar negeri China menjelaskan pada hari Jumat 7 April 2021, bahwa sebagian besar puing akan terbakar saat masuk kembali dan sangat tidak mungkin menyebabkan kerusakan.

Setelah militer AS mengatakan bahwa apa yang disebutnya masuk kembali yang tidak terkendali telah dilacak oleh Komando Luar Angkasa AS.

Komando Luar Angkasa AS memperkirakan masuk kembali akan terjadi pada 0211 GMT pada hari Minggu, plus atau minus satu jam.

Baca Juga: Danrem 061 SK Berikan Bantuan Sembako Kepada Lansia dan Fakir Miskin di Cigombong Bogor Jelang Lebaran 2021

Sementara Center for Orbital Reentry and Debris Studies (CORDS) di Aerospace Corporation, pusat penelitian dan pengembangan ruang angkasa yang didanai pemerintah AS, memprediksi dua jam pada 0302 GMT, roket kembali memasuki Pasifik.

Pengawasan dan Pelacakan Luar Angkasa Uni Eropa (EU SST) mengatakan prediksi terbaru untuk waktu masuknya kembali badan roket Long March 5B, adalah 139 menit di kedua sisi pukul 0232 GMT pada hari Minggu.

EU SST mengatakan probabilitas statistik dari dampak tanah di daerah berpenduduk "rendah", tetapi mencatat bahwa sifat objek yang tidak terkendali membuat prediksi tidak pasti.

Baca Juga: Makanan Khas Lebaran, Ketupat Plus Opor Ayam

Space-Track, data pelaporan yang dikumpulkan oleh Komando Luar Angkasa A.S., memperkirakan puing-puing tersebut akan masuk kembali ke Cekungan Mediterania.

Ahli astrofisika yang berbasis di Harvard, Jonathan McDowell, mengatakan di Twitter bahwa Amerika Serikat diyakini aman dari dampak potensial, tetapi prediksi baru-baru ini masih melacaknya dari Kosta Rika hingga Australia dan Selandia Baru.

Puing roket China itu diduga akan jatuh dengan kecepatan sekitar 4,8 mil per detik, perbedaan hanya satu menit dalam waktu masuk kembali berarti perbedaan ratusan mil di darat.

Baca Juga: Viral Video Tank TNI AD Akan Bom Pemudik yang Nekat, Kapolsek Cileungsi: Informasi Hoax!

"Ini sulit untuk diprediksi dan bukan pengukuran yang tepat," tulis Space-Track di Twitter, seperti PortalLebak.com kutip dari Reuters.

Long March 5B - terdiri dari satu tahap inti dan empat penguat - lepas landas dari pulau Hainan China pada 29 April dengan modul Tianhe tak berawak.

Ini akan menjadi tempat tinggal di stasiun luar angkasa permanen China. Roket tersebut akan diikuti oleh 10 misi lagi untuk menyelesaikan stasiun.

Baca Juga: Panen Perdana Semangka dan Melon di Jasinga Bogor, Ini Kisahnya!

Roket panjang 5 Maret telah menjadi bagian integral dari ambisi luar angkasa jangka pendek China - mulai dari pengiriman modul dan awak stasiun luar angkasa yang direncanakan hingga peluncuran wahana penjelajahan ke Bulan dan bahkan Mars.

Long March yang diluncurkan minggu lalu adalah penyebaran kedua dari varian 5B sejak penerbangan perdananya pada Mei tahun lalu.***

Editor: Dwi Christianto

Tags

Terkini

Terpopuler