Prabowo Subianto Usulkan kepada PBB Gelar Referendum di Wilayah Konflik antara Rusia dan Ukraina

- 4 Juni 2023, 09:39 WIB
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto saat berbicara di International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue 2023 Forum di Singapura pada Sabtu, 3 Juni 2023.
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto saat berbicara di International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue 2023 Forum di Singapura pada Sabtu, 3 Juni 2023. / Foto: ANTARA/HO-Prabowo Subiantomedia/am./

PORTAL LEBAK - Menteri Pertahanan Indonesia (Menhan) Prabowo Subianto menyarankan agar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggelar referendum di wilayah yang disengketakan mulai Februari 2022 menyusul invasi Rusia ke Ukraina.

“PBB harus menyelenggarakan dan mengadakan referendum di wilayah sengketa untuk secara obyektif memastikan keinginan mayoritas penduduk wilayah sengketa tersebut,” kata Prabowo Subianto.

Prabowo Subianto menjelaskan hal itu, dalam pidatonya di forum Dialog Shangri-La International Institute for Strategic Studies (IISS) 2023, Singapura di hari Sabtu, 3 Juni 2023.

Baca Juga: Survei Charta Politika: Bakal Calon Presiden Ganjar Pranowo Ungguli Prabowo Subianto dan Anies Baswedan

Menggelar referendum adalah usulan terbaru yang dibuat oleh Prabowo Subianto untuk menyelesaikan konflik berkepanjangan.

Pertama, Prabowo menyarankan agar Rusia dan Ukraina menandatangani gencatan senjata dan mengakhiri kekerasan di antara kedua konflik tersebut.

Dia kemudian mengatakan bahwa Rusia dan Ukraina harus menarik pasukan mereka 15 kilometer dari posisi mereka sebelumnya untuk menciptakan zona demiliterisasi.

Baca Juga: Prabowo Subianto: Presiden Jokowi Minta Koalisi Partai Politik Pendukung Pemerintah tetap Kompak

Prabowo juga mengusulkan pembentukan dan pengerahan pasukan penjaga perdamaian PBB di zona demiliterisasi yang telah disepakati sebelumnya.

“Saya tegaskan bahwa Indonesia siap berpartisipasi dalam pasukan perdamaian PBB melalui observasi militer dan penggabungan kekuatan,” ujarnya.

Prabowo meyakini langkah tersebut terbukti berhasil mengakhiri Perang Korea melalui Perjanjian Zona Demiliterisasi Korea.

Baca Juga: Siswa SMPT Al-Qudwah Lebak Diminta Terus Berprestasi di Tingkat Nasional dan Internasional

Meski demikian, dia mengakui konflik di Semenanjung Korea antara Korea Selatan dan Korea Utara masih berlangsung.

"Tapi setidaknya dalam lima dekade terakhir, kita bisa melihat lebih banyak bentuk perdamaian daripada pemusnahan massal dan pembunuhan orang tak bersalah," katanya.

Karena itu, Prabowo menegaskan, saat ini bukan saatnya untuk mencari tahu siapa yang bertanggung jawab atas konflik di Ukraina.

Baca Juga: Pecinta Motor Trail Tua Berkumpul, Ini yang Mereka Lakukan di Lereng Gunung Arjuno

Namun, dia menegaskan bahwa Indonesia menolak serangan Rusia, karena hal itu diterima dalam resolusi PBB yang meminta Rusia untuk menghentikan serangannya ke Ukraina.

Menurut Prabowo, dalam setiap konflik selalu ada versi cerita masing-masing pihak yang bertikai, dan kedua belah pihak selalu percaya kebenaran pihak lain.

Tapi demi keselamatan dunia dan keselamatan orang yang tidak bersalah, permusuhan harus kita akhiri secepatnya," kata Prabowo.***

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x