Berkah Tuhan Terkuak di Irak, Sejenis Jamur Tumbuh di Gurun Tandus

17 Maret 2021, 11:56 WIB
Perempuan Keluarga Zahra Buheir mencari jamur truffle di gurun Samawa, Selatan Irak (23/02/2021). /Foto: REUTERS/ALAA AL-MARJANI/



PORTAL LEBAK - Tantangan cuaca buruk dan medan ranjau bekas perang yang tertinggal, di gurun tandus Samawa, di selatan Irak, ternyata menghasilkan tumbuhan jamur truffle, yang bisa menghidupi masyarakat di sekitarnya.

Truffle merupakan bagian yang membesar dari jamur Ascomycetes, merupakan salah satu spesies jamur yang biasanya ditemukan menempel ke akar pohon.

Seperti keluarga Buheir (72) dan tujuh keluarganya, mereka menghabiskan waktu berminggu-minggu untuk berburu truffle musiman, yang telah memberi mereka penghasilan selama beberapa generasi.

Baca Juga: Ditinggal Melihat Anak yang Sakit, Rumah Nenek Onih Rata Dengan Tanah

Baca Juga: Billy Syahputra Dengar Lagu Putus atau Terus Menangis, Judika: Gue Cuma Bikin Lagu

"Ini dia, truffle, berkah dari Tuhan!" Zahra Buheir dengan hati-hati menggali truffle gurun dari tanah berpasir dan memamerkannya di antara jari-jarinya yang kapalan, seperti PortalLebak.com kutip dari Reuters, Rabu 17 Maret 2021.

Anak kecil, perempuan keluarga Buheir, memburu truffle dan menjualnya seharga $7 atau Rp101.000 per kilogram. Memang jamur truffle gurun Irak lebih murah, daripada jamur sejenis di Eropa yang lebih langka dan bisa berharga ratusan dolar atau lebih per-kilogram nya.

"Hujan datang, dan kemudian disertai guntur menggelegar, membawa truffle ke permukaan," kata pria berusia 72 tahun itu.

Baca Juga: Alami Depresi dan Ingin Akhiri Hidup, Lucinta Luna Gunakan Obat Tanpa Resep Dokter

Baca Juga: Di Riau, Ibu dan Bayinya yang Baru Lahir Positif Covid-19

Jamur Truffles diperlihatkan yang dihasilan dari gurun Samawa, Irak.

Meski demikian, dengan ekonomi Irak yang dalam krisis, varietas lokal truffle sangat membantu Buheir dan keluarganya. Tahun ini hujan datang terlambat dan Buheir hanya bisa menemukan sekitar satu kilo truffle sehari, sepersepuluh dari apa yang akan dia gali di tahun sebelumnya.

Keluarga Buheir membalik batu dan menusuk tanah dengan tangan kosong, bahkan cucu Buheir, Riyam yang berusia 5 tahun, menemani orang tuanya belajar berdagang dan gaya hidup tinggal di gurun pasir.

Belajar berburu truffle akhir-akhir ini juga melibatkan pemahaman tentang bahaya gurun.

Baca Juga: Datangi Stefan William, Ini Hasil Pertemuan Celine Evangelista dengan Sang Suami

Baca Juga: Putus Dengan Amanda Manopo? Ini Pengakuan Billy Syahputra

"Kami takut pada serigala, ada banyak di sini. Dan di sana ada ranjau. Beberapa waktu lalu, ada yang meninggal (terkena ranjau-Red)," kata ayah Riyam, Mohsen Farhan.

Ranjau yang menghantui wilayah mereka, merupakan sisa-sisa perang Teluk pada tahun 1991. Ranjau yang tidak meledak di bawah tanah, dapat disalahartikan sebagai truffle oleh mata yang tidak berpengalaman.

Tahun ini, karena sulitnya memanen truffle, mengakibatkan harga sulit untuk dipasarkan secara lokal dan malah diekspor ke negara-negara Teluk yang lebih kaya.***

Editor: Dwi Christianto

Tags

Terkini

Terpopuler