Multatuli rasa Malioboro ini, lanjut Dian, tentu menjadi khazanah baru dalam industri wisata berbasis kearifan lokal.
"Dengan segala potensi yang ada diharapkan bisa memberikan dampak positif bagi pergerakan ekonomi masyarakat Lebak," tandasnya.
Baca Juga: Museum Multatuli di Lebak, Lambang Perjuangan dari Penindasan
Multatuli adalah nama pena Eduard Douwes Dekker. Karyanya yang fenomenal, Max Havelaar, merupakan simbol literasi sekaligus perlawanan di masa kolonial Belanda.
Nama Multatuli begitu akrab di telinga warga Rangkasbitung dan Lebak. Max Havelaar adalah karya novel yang penuh kritik atas perlakuan penguasa kolonial Belanda terhadap warga pribumi.***