BPPTKG: Waspadai Ancaman Bahaya Lahar di Alur Sungai dari Hulu Gunung Merapi

- 4 April 2023, 08:21 WIB
Gunung Merapi Terus Mengeluarkan Guguran Lava Pijar
Gunung Merapi Terus Mengeluarkan Guguran Lava Pijar /Budi Hartati/Badan Geologi

PORTAL LEBAK - Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Agus Budi Santoso, mengimbau masyarakat untuk mewaspadai bahaya lahar di alur sungai yang keluar dari Gunung Merapi.

"Masyarakat harus mewaspadai bahaya lahar yang menjulang di alur sungai yang mengalir dari Gunung Merapi, terutama saat hujan deras di puncak gunung," kata Agus, Senin 4 April 2023.

Lahar dan awan panas yang berasal dari Gunung Merapi dapat meluncur ke Sungai Woro hingga tiga kilometer dari puncak dan Kali Gendoli hingga lima kilometer dari puncak.

Baca Juga: BPPTKG: Sisi Barat Laut Kubah Lahar Gunung Merapi Mengandung Potensi Bahaya

Termasuk luncuran lahar di Kali Boyong hingga lima kilometer dari puncak, ke arah Kali Bedog, Krasaki dan Bebeng hingga tujuh kilometer dari puncak.

“Bila terjadi letusan eksplosif, letusan material vulkanik Gunung Merapi bisa mencapai area dalam jarak tiga kilometer dari puncak,” jelasnya.

Gunung Merapi yang terletak di perbatasan antara Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta ini, meletus tujuh kali selama periode pengamatan dari pukul 00:00 WIB hingga 06:00 WIB pada Senin 3 April 2023.

Baca Juga: Gunung Merapi Alami 12 Kali Gempa Guguran Selama Enam Jam Sejak Dini Hari

"Selama kurun waktu tersebut, pijaran lahar Merapi meluncur enam kali ke Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimal 1.600 meter, satu kali ke Kali Boyong dengan jarak luncur 1.500 meter," kata Agus.

Selama periode pengamatan, Gunung Merapi mengalami sembilan kali longsoran dengan amplitudo 3-20 mm, 35,64 hingga 131,28 detik.

“Satu kali gempa multifase dengan amplitudo 3 mm 6,84 detik, dan tiga kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 3 hingga 7 mm, 87,08 hingga 142,4 detik,” paparnya.

Baca Juga: Breaking News: Gempa Dengan Magnitudo 6,4 Melanda Padang Sidempuan di Provinsi Sumatera Utara

Menilik hasil analisis morfologi kubah lava Merapi dari stasiun Kamera Deles 5, Tunggularurum, Ngepos dan Babadan 2, teramati perubahan morfologi kubah barat daya akibat longsoran dan longsoran panas.

Berdasarkan pengamatan dilakukan oleh petugas BPPTKG, perubahan morfologi Gunung Merapi diamati pada periode 24 hingga 30 Maret 2023.

"Tidak ada perubahan besar di kubah tengah. Kami tetap mempertahankan status Gunung Merapi Level III atau Waspada yang ditetapkan pada November 2020 lalu,” ujarnya.*** 

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah