Saba Budaya Banten, Sebuah Ruang Untuk Menelaah Budaya Banten

- 26 Maret 2024, 07:42 WIB
Diskusi Budaya
Diskusi Budaya /

PORTAL LEBAK - Yayasan Guriang Tujuh Indonesia, menggelar program pengelolaan ruang Budaya, melalui acara dan kegiatan yang di gelar pada 'Saba Budaya Banten'.

Melalui giat 'Saba Budaya Banten', Yayasan Guriang Tujuh Indonesia, memiliki kesempatan untuk membentuk opini, sikap dan persepsi masyarakat terhadap berbagai aspek budaya asli di Banten.

Pasalnya, Guriang menciptakan ruang untuk dialog, refleksi, dan pemahaman, bahwa masyarakat memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan dan melestarikan warisan budaya suatu komunitas atau wilayah dan itu terkandung dalam 'Saba Budaya Banten'.

Baca Juga: Bulan Suci Ramadhan,SD Terpadu Al-Qudwah Gelar Wisuda Tahfidz Qur'an.

'Saba Budaya Banten' mengacu pada suatu gambaran atau representasi visual dari keragaman budaya yang diintegrasikan dengan konsep keberlanjutan.

Saba dalam bahasa Sunda memiliki arti mengunjungi. Budaya Banten, berarti kehidupan yang mewakili karakter atau identitas masyarakat Banten.

Baik secara, nilai, norma, sejarah, arsitektur, motif batik, busana tradisional, musik tradisional, pertanian, adat istiadat atau cara hidup yang berlandaskan pada kearifan lokal masyarakat Banten.

Baca Juga: PA GMNI Lebak Siap Kawal dan Menyukseskan Pilkada Lebak November Mendatang

Jika diartikan, 'Saba Budaya Banten'. Berfokus pada ekologis budaya, sosial budaya, dan ekonomi budaya. Ketiga hal tersebut mengintegrasikan nilai-nilai budaya dalam upaya mencapai tujuan keberlanjutan.

Dalam keseluruhan, ekologi, Sosial, dan ekonomi kebudayaan menyoroti pentingnya melihat budaya dan lingkungan sebagai sistem yang saling terkait dan saling mempengaruhi sebagai jejaring kebudayaan. 

"Rencana pengembangan pengelolaan ruang budaya Saba Budaya Banten terbagi atas tiga tahapan. Program jangka pendek, menengah, dan Panjang," ungkap Dede Majid Pegiat Teater, sekaligus owner Yayasan Guriang Tujuh Indonesia, kepada PortalLebak.com, Senin, 25 April 2024.

Baca Juga: Polri Siapkan Jalur Alternatif Guna Hindari Titik Banjir saat Arus Mudik-Balik Lebaran 2024

"Pada jangka pendek, fokus utama akan diberikan pada pemahaman mendalam mengenai kebutuhan masyarakat terkait ruang budaya, serta pengumpulan data dan analisis untuk mengevaluasi potensi pemanfaatan yang lebih optimal," paparnya.

"Pada jangka menengah, tujuan akan difokuskan pada peningkatan aksesibilitas dan promosi ruang budaya. Pemanfaatan teknologi informasi dan jejaring sosial akan ditingkatkan untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam kegiatan budaya yang diadakan di ruang tersebut," tambahnya.

Dalam periode ini, Dede menjelaskan kerja sama dengan komunitas lokal, seniman, dan institusi budaya akan lebih ditekankan untuk memastikan program program yang dijalankan relevan dan bermanfaat bagi semua pihak terkait.

Baca Juga: Efek 7 Kali Opeasi Plastik Sekaligus, Kisah Sopir Bus Pria di Korea Selatan Jadi WOW

Pada jangka panjang, fokus akan diberikan pada pembangunan berkelanjutan ruang budaya. Meliputi pengembangan program-program pendidikan dan pelatihan untuk generasi mendatang dalam rangka melestarikan nilai budaya dan seni menjaganya dari kepunahan.

Penerapan pelaksanaan program Saba Budaya Banten, dinilai Dede mampu mengidentifikasi kebutuhan dan harapan terhadap ruang budaya.

Selanjutnya, di memaparkan data yang terkumpul akan dianalisis secara cermat untuk mengidentifikasi pola dan tren yang muncul. Berdasarkan hasil analisis tersebut, program-program budaya yang sesuai dengan nilai dan identitas lokal akan dirancang dan dijalankan.

Baca Juga: Gempa Bumi Terjadi Lagi Kabupaten Kapuas Hulu pada Senin Malam, Getaran Berkekuatan Magnitudo 4,3 

Sehingga memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk terlibat langsung dalam proses kreatif dan meningkatkan pemahaman mereka tentang teknik dan proses berkarya.

Program peningkatan kapasitas organisasi pengelolaan ruang budaya menjadi landasan yang esensial dalam memastikan efektivitas dan keberlanjutan pengelolaan ruang budaya.

Kegiatan dimulai dengan peluncuran program 'Saba Budaya Banten'. Hari Jumat, tanggal 29 Maret 2024. Bertempat di Amphiteater Guriang Indonesia Kp. Alun-alun RT.06 RW.02 Desa. Warunggunung Kec. Warunggunung kabupaten Lebak Provinsi Banten, pukul 14.00 WIB sampai selesai.

Baca Juga: Tiket Voli Indonesia All Stars vs Red Spark Tengah Dijual, Ini Informasi Detailnya

Salah satu Kegiatan dalam peluncuran 'Saba Budaya Banten' adalah diskusi kebudayaan Bersama Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata, budayawan Banten Dadan Sudjana, dan Bambang Prihadi ketua Dewan Kesenian Jakarta.

Pemantik diskusi, Nedi Suryadi dari Sandekala Institute. Kegiatan peluncuran program Saba Budaya Banten dimeriahkan oleh Sanggar Lebak Membara, angklung buhun Baduy, Qasidah ibu-ibu masyarakat alun-alun, Tari kreasi Ngagebot dari SDN 3 Tambak Baya, Reo dan Gozil Momonon, dan pencak silat.***

Editor: Abror Fauzi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x