Ribuan Balita di Lebak Alami Kurang Gizi

- 15 Juni 2024, 14:12 WIB
Relawan melakukan pengukuran tangan dan tubuh terhadap balita di Kabupaten Lebak untuk mengetahui kondisi kesehatan mereka dan jika positif stunting maka ditangani oleh pemerintah daerah setempat
Relawan melakukan pengukuran tangan dan tubuh terhadap balita di Kabupaten Lebak untuk mengetahui kondisi kesehatan mereka dan jika positif stunting maka ditangani oleh pemerintah daerah setempat /ANTARA/Mansyur Suryana/

PORTAL LEBAK - Ribuan anak balita yang ada di Kabupaten Lebak, Banten mengalami kekurangan gizi. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak, Banten, mencatat  2.794 balita berpotensi menimbulkan peningkatan prevalensi stunting dan berdampak terhadap derajat kualitas kesehatan mereka.

"Balita yang mengalami kekurangan gizi mudah juga terserang berbagai penyakit penyerta," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kabupaten Lebak Nurul Isnaeni di Rangkasbitung, Lebak, Jumat.

Salah satu penyebab anak balita di Lebak mengalami kekurangan gizi karena pola asuh yang salah, seperti anak tidak diberikan makanan yang bergizi dan kurang protein.

Untuk itu pemerintah daerah (pemda) melakukan sebelas intervensi terhadap balita kekurangan gizi itu agar tidak menimbulkan prevalensi stunting baru untuk mempersiapkan Generasi Emas 2045.

Kesebelas intervensi itu yaitu pertama pada remaja dengan melakukan kegiatan aksi bergizi. Kedua pemberian Tablet Tambah Darah (TTD). Ketiga memberikan edukasi dan dilakukan skrining HB terhadap remaja.

Baca Juga: Kemenko PMK Terus Upayakan Penurunan Angka Stunting di Masa Transisi Pemerintahan

Keempat, ibu hamil harus ditangani dokter puskesmas maupun klinik dengan dilakukan enam kali pemeriksaan kehamilan, juga dilakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui kondisi kesehatan janin.

Kelima, Air Susu Ibu (ASI) eksklusif selama dua tahun. Keenam, pemberian imunisasi lengkap. Ketujuh, pemantauan pengukuran badan. Kedelapan, sanitasi dan air bersih. Kesembilan, pendataan dan kesepuluh pemberian makanan tambahan (PMT), serta kesebelas pemberian edukasi.

"Kami menilai intervensi itu bisa tidak melahirkan balita kekurangan gizi maupun stunting," kata Nurul.

Halaman:

Editor: Abror Fauzi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah