Seorang Pria di Sumatera Utara Diusir Warga Dari Rumahnya Sendiri Karena Terpapar Covid-19 Buat Netizen Geram

24 Juli 2021, 16:58 WIB
Seorang warga diusir paksa dari rumahnya di Kampung Bulu Silape, Desa Sianipar, Kecamatan Silaen, Kecamatan, Kabupaten Toba, Sumatera Utara /tangkapan layar akun @Jhosua_Lubis/

PORTAL LEBAK - Kekerasan dialami salah seorang pria berumur 45 tahun warga Toba, Sumatera Utara, pada 22 Juli 2021, karena dirinya terindikasi terinfeksi Covid-19.

Pria tersebut diketahui bernama Salamat Sianipar, bertempat tinggal di Dusun Bulu silape, Desa Sianipar, Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba, Sumater Utara, diusir warga secara paksa dari rumahnya sendiri.

Kejadian ini diceritakan oleh keponakannya bernama Jhosua Lubis di akun media sosial Instagram miliknya @jhosua_lubis, hari ini, 24 Juli 2021. Jhosua menjelaskan kronologi penganiayaan oleh para tetangga pamannya tersebut berawal dari sang Paman yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumahnya karena terpapar Covid-19.

Baca Juga: Menyesal Tolak Rp1 Triliun, Matt Damon: Seharusnya Saya Miliarder Pertama Ke Luar Angkasa

Salamat Sianipar yang mendapat hasil positif terpapar virus corona tersebut kemudian disarankan oleh petugas kesehatan untuk menjalankan isolasi mandiri di rumahnya.

Masyarakat yang mengetahui hal ini sempat mengusir Salamat Sianipar dari rumahnya di Dusun Bulu Silape. Namun, Salamat Sianipar yang tak terima diusir dari rumahnya sendiri pun kembali ke rumahnya.

"Awalnya Tulang saya (Paman dalam bahasa setempat-Red) terkena Covid-19, Dokter menyuruh isolasi mandiri. Tetapi masyarakat tak terima, akhirnya dia dijauhkan dari kampung Bulu Silape," tulis Jhosua Lubis.

Baca Juga: Kereta Maglev Super Cepat Tembus 600 Km/Jam, Jarak Antara Jakarta - Medan Bisa Ditempuh 2,5 Jam

Masyarakat yang mengetahui kembalinya Salamat Sianipar ke kampung mereka pun kembali mencoba mengusir Salamat dengan cara yang tak pantas.

Tetangganya yang tak diketahui berapa jumlahnya itu kemudian menggiring Salamat keluar rumah hingga ke luar jalan dengan cara memukul dan menusuk-nusuk dengan balok kayu dan sejumlah benda tumpul lainnya.

Salamat yang sudah tak berdaya dipukuli terus-menerus tersebut coba diikat sembari tetap dipukuli oleh tetangganya yang kebanyakan adalah para pria.

Baca Juga: Biaya Kremasi Jenazah Covid-19 Melonjak Hampir Dua Kali Lipat di Pekalongan

Pihak keluarga menyatakan tak terima atas kekerasan yang dilakukan tetangga mereka dan menganggap apa yang dilakukan tetangganya adalah tak manusiawi.

"Kami dari pihak keluarga tidak terima & ini tidak manusiawi lagi," tegas Jhosua dalam postingannya.

Jhosua pun menjelaskan dengan rinci mengenai perlindungan hukum yang melindungi setiap warga negara Indonesia dari penyiksaan yang menimpa keluarganya.

Baca Juga: KOI Berharap Perubahan Politik di Australia Batalkan Brisbane Tuan Rumah Olimpiade 2032

"Kejahatan kemanusiaan ini diatur dalam Statuta Roma dan diadopsi dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia," lanjutnya.

Postingan yang diunggah beserta video miliknya ini telah ditonton hampir 200 ribu kali. Dan Netizen pun banyak yang meluapkan kekecewaan mereka di kolom komentar seperti yang ditulis akun Instagram @wentamanik.

"Semoga segera ditindak lanjut, dan pemerintah memberi edukasi ke masyarakat," tulis wentamanik.

Baca Juga: 800 Orang Disuntik Vaksin Covid-19 Palsu Merek AstraZeneca, 99 Persen Berisi Air

Akun bernama therecya_tw pun menyayangkan penganiayaan terhadap orang-orang yang sedang menjalani pemulihan dari Covid-19.

"Miris banget bukannya membantu & menyemangati, ini malah dibikin kaya begitu," ungkap akun @therecya_tw yang komentarnya sudah disukai 760 pengguna Instagram.

Ada pun komentar yang dikirim oleh @kristinaahtp yang merasa tidak setuju dengan pola pikir masyarakat kampung Bulu Silape yang mengusir Salamat.

Baca Juga: Windy Cantika Atlet Putri Angkat Besi Sumbang Medali Pertama di Olimpiade Tokyo 2020

"Kayak penyakit aib dibuat ya kak, padahal gak akan ada yang mau kena covid," ujar kristinaahtp.

Salamat yang diusir warga akhirnya dapat ditemukan dengan bantuan ormas setempat di tengah area persawahan di daerah Sipitupitu Kabupaten Toba, dengan kondisi depresi dan ketakuan bertemu orang-orang.

Jhosua pun berharap Pamannya mendapatkan keadilan atas penganiayaan dan para pelaku penyiksaan mendapatkan hukuman setimpal.***

Editor: Jefry Agustinus Alexander B

Sumber: Instagram

Tags

Terkini

Terpopuler