Budiman Sudjatmiko Soroti Solusi Tambang Rakyat Bersama APRI dan Komandan, Berikut Bahasannya

12 Februari 2022, 19:57 WIB
Budiman Sudjatmiko Soroti Solusi Tambang Rakyat Bersama APRI dan Komandan, Berikut Bahasannya /Foto : Humas APRI/

PORTAL LEBAK - Budiman Sudjatmiko bahas serius mengenai tambang rakyat, dalam rapat kerja pertama yang di selenggarakan di Bukit Algoritma Cikidang, Sukabumi, Jawa Barat, selama dua hari 12 sampai 13 Februari 2022.

Paparan Budiman Sudjatmiko saat Koperasi Mineral dan Pengolahan Nusantara (KOMANDAN) saat bersama Asosiasi Penambang Rakyat Indonesia atau APRI bahas serius tambang rakyat.

"Dalam hal ini Bukit Algoritma menawarkan diri sebagai tempat riset teknologi rekayasa mineral agar tak di jual mentah saja," tutur Budiman Sudjatmiko penggagas Bukit Algoritma ini dalam sambutannya.

Baca Juga: Ketum Muhammadiyah Sambut Budiman Sudjatmiko yang Ternyata Politisi Ini Alumni SMA

Upaya ini tengah dijajaki dengan menggaet sebuah asosiasi yang sudah ada sebelumnya, bernama APRI dalam penguatan kerjasama ini tengah digodok dalam rapat kerja.

"Penambangan rakyat harus jadi perhatian kita semua karena egara kita mempunyai keanekaragaman sosial, budaya dan keanekaragaman flora fauna terkaya di dunia dan negara kita juga memiliki keanekaragaman mineral terkaya di dunia. Ini harus dioptimalkan untuk kesejahteraan rakyat," ujar Budiman Sudjatmiko dalam Rapat Kerja bersama KOMANDAN dengan APRI tersebut.

"Mengkonsolidasikan para penambang supaya bisa berkerja secara aman dan tetap melestarikan lingkungan hidup, perlu ada campur tangan teknologi untuk meningkatkan nilai tambah tambang rakyat" tambahnya.

Baca Juga: Deklarasi Aliansi BerSinar Sepakat Usung Budiman Sudjatmiko Capres 2024

Dalam kesempatan yang sama Ketua APRI Gatot Sugiharto, berharap Kolaborasi Ekosistim Bukit Algorima dalam hal ini Koperasi Mineral dan Pengolahan Nusantara (KOMANDAN) dengan Asosiasi Penambang Rakyat Indonesia (APRI) nasib penambang Rakyat jangan hanya jadi perasan pihak-pihak tertentu.

"Kami siap memberikan sumbangan buat negara sebesar Rp 20 trilyun per tahun itu janji kami yang realistis," tegas Gatot.

Kami, lanjut Gatot, penambang rakyat tidak pernah meminta subsidi kepada pemerintah tapi kita jangan di halang-halangi untuk menambang.

Baca Juga: Tambang Pasir Minim Pengawasan Aparat, Sawah Alami Pendangkalan dan Petani Merugi

"Kami jangan distigmakan merusak alam, kami mempunyai teknologi yang ramah lingkungan dan kami bertanggung jawab atas pasca tambang," janjinya.

Asosiasi Penambang Rakyat Indoneisa (APRI), berdiri 24 Agustus 2014, saat ini memiliki 34 DPW, 360 DPC, hampir 1.000 kelompok tambang, dan menaungi sekitar 3,6 juta penambang rakyat Indonesia antusias menyambut adanya gagasan pembangunan Bukit Algoritma demi meningkatkan manfaat ilmu pengetahuan untuk rakyat.

APRI menyebut kelompok tambang rakyat sebagai responsible mining community (RMC) dengan target sampai akhir tahun 2022 sedikitnya 3.000 RMC. Semua RMC akan berbadan hukum koperasi. Setiap RMC akan membuka sekitar 500 lapangan kerja dan membayar pajak retribusi minimal Rp 1 Milyar per tahun.

Baca Juga: Tahun Depan Presiden Joko Widodo Larang Ekspor Semua Bahan Baku Tambang Demi Hilirisasi Industri

Setiap RMC membutuhkan 5 sampai 10 hektar, maka untuk 3.000 RMC maksimal membutuhkan 30.000 hektar di seluruh Indonesia. Dengan 30.000 hektar akan menyediakan sekitar 1,5 juta lapangan kerja dan Rp 1,5 Triliuan penerimaan negara ( bisa di bandingkan dengan luas lahan yang di kuasai perusahaan tambang besar).

Menurut Gatot APRI makin bersemangat ketika Budiman Sudjatmiko membidangi lahirnya Koperasi Mineral dan Pengolahan Nusantara (KOMANDAN) sebagai salah satu komunitas di Bukit Algoritma.

Diungkapkannya, salah satu kebutuhan penting dalam pengembangan tambang rakyat Indonesia adalah implementasi teknologi untuk meningkatkan recovery dan meningkatkan tingkat penangkapan mineral dalam pengolahan, mengurangi biaya, juga penggunaan teknologi yang ramah lingkungan.***

Editor: Didin

Tags

Terkini

Terpopuler