Menurut data BPBD Jembrana, 117 KK di Biluk Poh, Kelurahan Tegalcangkring, terdampak dan 45 unit rumah rusak dan terus diidentifikasi tingkat kerusakan tempat tinggal itu.
Ketinggian air saat banjir bandang cukup tinggi, di beberapa desa atau kelurahan. Akibatnya BPBD dan unsur terkait mengevakuasi warga dari Biluk Poh dan Samblong, Kelurahan Sangkar Agung.
Jembatan Terdampak Banjir Bandang
Selain rumah rusak dan warga mengungsi, cuaca ekstrem di Kabupaten Jembrana juga sempat merusak jembatan penghubung antara Kelurahan Tegalcangkring dan Desa Penyaringan.
Baca Juga: Cryptoverse: Investor Kripto Makin Bingung, Mereka Bertaruh di Daya Pikat Bitcoin yang Makin Pudar
Jembatan itu sempat tidak bisa dilewati yang mengganggu kelancaran transportasi. Meski hingga Selasa 18 Oktober 2022, jembatan itu telah dapat dilewati kendaraan roda dua dan roda empat terbatas, dengan sistem buka tutup.
Pascabencana, BPBD seklagus memantau banyak tumpukan batang kayu dan sampah yang terbawa banjir sehingga mengakibatkan kemacetan, jalur Gilimanuk ke Denpasar.
Pada Rabu 19 Oktober 2022 prakiraan cuaca di wilayah terdampak masih berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.
Baca Juga: Umar Kei Bebas Bersyarat dari Penjara, Gelar Syukuran Bersama Beberapa Ormas
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksikan potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai petir dan angin kencang terjadi pada periode 15-21 Oktober 2022, di Provinsi Bali.***