"Koalisi mengupayakan bersama agar tidak akan ada partai oposisi, yaitu utamanya partai Demokrat dan PKS lagi di Parlemen atau di Senayan,"
PORTAL LEBAK - Kondisi dialektika praksis politik di tanah air kian kencang, menjelang pelaksanaan pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan presiden (Pilpres) Serentak tahun 2024.
Pembicaraan tentang strategi politik jelang Pilpres 2024 terkait hanya 2 poros, juga semakin mengemuka ke ranah publik.
Koalisi Besar calon Presiden Ganjar Pranowo, akan menggandeng 7 Partai Pendukung Pemerintah saat ini, tanpa partai oposisi Demokrat dan PKS.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Nyatakan Terbuka Siap Jadi Capres, Partai Golkar Bahas Pernyataannya Itu
Tanda pagar atau tagar hanya 2 poros (#Hanya2Poros) atau akan terdapat hanya 2 Paslon Capres/Cawapres yang merupakan karya dari 3 Tokoh Politik yaitu; Megawati Soekarnoputri, dibantu Prabowo Subianto dan Luhut Binjar Pandjaitan. Mereka bertiga bisa disebut dengan tagar #TriumviratPANCASILA juga terus disuarakan.
Dari #Hanya2Poros atau hanya akan terdapat 2 Paslon Capres/Cawapres, kini terdapat 2 buah Skenario yang dinilai Sabar Mangadoe tengah dimainkan oleh #TriumviratPANCASILA.
"Dalam strategi hanya 2 poros yang terdiri dari Skenario Ke-1 dan Skenario Ke-2 ini, siasatnya adalah bila Skenario Ke-2 gagal diwujudkan, maka Skenario Ke-1 yang akan dieksekusi," ungkap Sabar Mangadoe yang juga Penasehat DPP DGP.
Berikut rincian Strategi Politik Pilpres #Hanya2Poros dengan Skrenario Ke-1 dan Skenario Ke-2 yang PortalLebak.com lansir dari keterangan tertulis DPP DGP, Kamis 20 Oktober 2022.
Skenario Ke-1:
Poros Kesatu, gabungan 6 partai (PDI Perjuangan, ditambah Gerindra dan PKB, plus Golkar, PPP dan PAN).
Poros Kesatu ini akan melawan: Poros Kedua, gabungan 3 Partai yaitu Demokrat, PKS dan NasDem.
Skenario Ke-2: Terdapat 2 buah alternatif.
Alternatif Pertama:
Poros Kesatu,
3 Partai (PDI Perjuangan, Gerindra dan PKB),
Poros Kedua,
4 Partai (Golkar, PPP dan PAN, yang kemudian ditambah dengan NasDem).
Alternatif Kedua:
Poros Kesatu,
4 Partai (PDI Perjuangan, Golkar, PPP dan PAN).
Poros Kedua:
3 Partai (Gerindra dan PKB, yang kemudian ditambah dengan NasDem).
Maka dalam Strategi Politik Pilpres Hanya 2 POROS Skenario Ke-2 diatas bertujuan agar partai Demokrat dan PKS termasuk Anies Baswedan dan AHY yang diusung Susilo Bambang Yudhoyono, tidak dapat ikut Pilpres 2024.
Koalisi Besar Sepakat Ganjar Penerus Jokowi
Seperti diketahui Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristyanto pernah menyatakan, bahwa PDI Perjuangan saat ini sedang mengupayakan terwujudnya sebuah 'Koalisi Besar'.
'Koalisi Besar' yang dimaksud oleh Hasto adalah tujuh partai pendukung pemerintah saat ini. Yaitu PDI Perjuangan ditambah Kebangkitan Indonesia Raya (#KIR) yaitu Gerindra dan PKB, ditambah lagi Koalisi Indonesia Bangkit (#KIB), yaitu Golkar, PPP dan PAN, serta ditambah NasDem.
Baca Juga: Panitia Piala Dunia 2022 Qatar Sediakan Zona Sadar Bagi Fans Sepak Bola Mabuk karena Alkohol
"Maksudnya bahwa ketujuh partai pendukung pemerintah saat ini telah bersepakat bahwa Presiden Penerus Jokowi adalah Ganjar Pranowo periode 2024-2029. Atau 'Koalisi Besar' telah bersepakat bahwa Ganjar Penerus Jokowi," tegas Sabar Mangadoe.
Sepakat Demokrat dan PKS Terpental Dari Senayan.
Ketujuh partai pendukung pemerintah di atas juga disinyalir kuat telah bersepakat untuk berjuang bersama agar partai Demokrat dan PKS dapat terpental dari rumah rakyat di Senayan.
"Perhitungannya, ketujuh partai dalam 'Koalisi Besar' berjuang bersama agar jumlah perolehan kursi partai Demokrat dan PKS, masing-masing raih jumlah kursi di bawah 23 anggota DPR-RI periode 2024-2029.
Baca Juga: Akibat Angkot Kecelakan Fatal, Dua Pelajar MTSN di Pandeglang Meninggal Dunia
Oleh karena jumlah perolehan kursi DPR-RI periode 2024-2029 di bawah Ambang Batas Parlemen, atau 'Parliament Treshold' yaitu jumlah minimal 23 kursi, maka partai Demokrat dan PKS terpental dari Senayan," papar Sabar.
"Sehingga nanti dengan Presiden-nya adalah Ganjar Pranowo periode 2024-2029 dan ditambah dengan ke 7 partai pendukung pemerintah yang dimaksud di atas, mengupayakan bersama agar tidak akan ada partai oposisi, yaitu utamanya partai Demokrat dan PKS lagi di Parlemen atau di Senayan," tegasnya.
Alhasil, DPP DGP menduga kondisi inilah yang dimaksud oleh Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristyanto sebagai 'Koalisi Besar' itu.
Baca Juga: Jalan Ambruk di Desa Gunung Kencana, Ini Kata Kapolsek Setempat
"Dulur Ganjar Pranowo, atau DGP mendukung penuh terwujudnya 'Koalisi Besar' yang dimaksud oleh Sekjend PDI Perjuangan Hasto Kristianto itu, dan semoga kiranya dapat berhasil semata-mata demi menuju Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh dan Indonesia Maju," pungkas Sabar Mangadoe.***