Megawati Soekarnoputri Heran Ibu-ibu Kerap Ikut Pengajian, Bagaiman Nasib Anaknya

- 18 Februari 2023, 09:52 WIB
Ketua Dewan Pengarah BPIP dan BRIN, Megawati Soekarnoputri
Ketua Dewan Pengarah BPIP dan BRIN, Megawati Soekarnoputri /Muhammad Rafiq/YouTube BKKBN OFFICIAL

PORTAL LEBAK - Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri mengungkapkan keheranannya setelah mengamati banyak ibu-ibu yang suka mengikuti pengajian.

Megawati Soekarnoputri membandingkan, kondisi anak mereka jika kerap ditinggal mengikuti pengajian yang merupakan kegiatan keagamaan.

"Saya melihat ibu-ibu itu, maaf ya sekarang kan kayaknya budayanya, beribu maaf jangan lagi nanti saya di-bully, Kenapa toh Seneng banget ngikut pengajian?" tanya Megawati Soekarnoputri.

Baca Juga: Nasib Surya Paloh dan Partai NasDem di Tangan Megawati, Prabowo, LBP dan Presiden Jokowi

Megawati mengungkapkan pernyataan ini di acara Kick Off Pancasila dalam Tindakan 'Gerakan Semesta Berencana Mencegah Stunting', Kamis, 16 Februari 2023.

"Maaf beribu maaf, saya sampai mikir gitu ini pengajian ini sampai kapan ya? Anaknya mau diapain?" tanya Megawati Soekarnoputri lebih lanjut.

Tapi Megawati menegaskan, dirinya tidak melarang ibu-ibu mengikuti pengajian.

Namun, Megawati berharap para ibu lebih mengutamakan keluarga, khususnya dalam mengurus anak.

Baca Juga: Soekarno Terima Penghargaan dari Nahdlatul Ulama, Megawati Soekarnoputri: Anggota NU Adalah Para Pejuang

"Boleh (pengajian), bukan nggak berarti boleh, saya pernah pengajian kok. Maksud saya, nanti Bu Risma saya suruh, nanti Ibu Bintang saya Suruh, tolong bikin manajemen rumah tangga, kekeluargaan itu," paparnya.

Selain itu, Megawati sekaligus mengungkapkan dirinya adalah manusia yang unik.

Karena salah satu alasannya semata-mata, Megawati Soekarnoputri adalah putri dari Presiden Pertama Indonesia, Soekarno.

Baca Juga: Joko Widodo (Jokowi) Sangat Senang Megawati Ungkap Calon Presiden PDI Perjuangan dari Kader Sendiri

Megawati Soekarnoputri menambahkan, sang ayah adalah proklamator, sekaligus sosok yang terkenal di dunia.

Selain itu, Soekarno adalah sosok yang sangat visioner, terlihat dari beberapa arsip yang tersimpan rapi di Badan Pengarah Ideologi Pancasila (BPIP).

"Saya sering mengatakan pada diri saya, saya ini manusia unik di Indonesia. Supaya tahu dulu sedikit CV (Curriculum Vitae) saya. Saya ini anak Presiden Soekarno, presiden pertama RI," jelasnya.

Baca Juga: Ralf Schumacher Optimis pada Mercedes tapi Unggulkan Red Bull dan Max Verstappen Juara Dunia F1 2023

"Ini bukannya menyombongkan diri, tidak. Itu realita sejarah. Monggo kalau enggak percaya," ucap Megawati.

"Saya ketika ditugasi di BPIP karena ternyata banyak sekali arsip itu yang tidak pernah diceritakan kepada seluruh RI," pungkasnya.

Selain anak seorang presiden pertama, Megawati juga 'pamer' menjabat beberapa jabatan penting pada pemerintahan di Indonesia.

Baca Juga: OSIS SMP Terpadu Al Qudwah Lebak Menggelar Pemilihan Raya Berbasis Digital E-Voting

Megawati pernah menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), wakil presiden (wapres), bahkan sebagai presiden.

"Jangan bilang, 'Wah, Ibu mega suka menyombongkan diri'. Ndak, itu benar pengalaman hidup saya," tegasnya.

Kisah Megawati Soerkanoputri

Seperti diketahui, Megawati Soekarnoputri adalah Presiden ke-5 Indonesia yang bertugas pada periode 2001-2004.

Baca Juga: Gambar Langka dari Reruntuhan Kapal Titanic yang Diambil Tahun 1986 Dirilis ke Publik, Begini Penampakannya

Megawati sekaligus Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) sejak 1998 hingga sekarang.

Dengan nama lengkap, Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri, anak perempuan Soekarno ini masuk ke dunia politik setelah bergabung bersama Partai Demokrasi Indonesia (PDI) tahun 1987.

Pada Pemilu, Megawati mencalonkan diri dan terpilih sebagai anggota DPR periode 1987-1992.

Baca Juga: Juventus Kian Frustrasi saat Bermain Imbang Lawan Nantes di Liga Eropa

Seiring dengan itu, karier politik Megawati Soekarnoputri terus meroket setelah terpilih sebagai Ketua Umum PDI.

Tapi, keterpilihan Megawati saat itu ditentang oleh pemerintahan Presiden Soeharto yang menguasai Era Orde Baru.

Pemerintah lantas memilih Soerjadi agar menjadi Ketua Umum PDI. Akibatnya, PDI terpecah menjadi dua sisi, yakni Megawati Soekarnoputri dan Soerjadi.

Baca Juga: Terbesar dalam Sejarah: Norwegia Sita $5,8 Juta Aset Kripto yang Dicuri oleh Peretas Korea Utara

Kepecahan PDI mencuat pada bentrokan fisik perebutan kantor pusat PDI, di Jalan Diponegoro, Jakarta.

Akibatnya, Megawati Soekarnoputri tidak bisa mengikuti Pemilihan Presiden pada 1997.

Sehingga pada tahun 1998, masa pemerintahan Presiden Soeharto berakhir dan PDI yang dipimpin Megawati Soekarnoputri berganti nama menjadi PDI Perjuangan dan mengganti lambang berupa banteng hitam moncong putih.

Baca Juga: Ini Penampakan Pasukan Ukraina yang Dihujani Rudal, Rusia Incar Kuasai Bakhmut pada April 2023

PDI Perjuangan selanjutnya memenangkan Pemilihan Umum Tahun 1999, namun Megawati Soekarnoputri kalah sebagai calon Presiden pada Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).

Megawati selanjutnya, didapuk sebagai wakil dari Presiden Aburrahman Wahid (Gus Dur).

Selanjutnya, pada 23 Juli 2001, MPR secara aklamasi memilih Megawati Soekarnoputri sebagai Presiden ke-5 Indonesia.

Megawati menggantikan Gus Dur, dengan periode 2001 hingga 2004. Alhasil, Megawati adalah perempuan pertama yang jadi Presiden di Indonesia.

Baca Juga: Erick Thohir Jadi Ketua Umum PSSI, Presiden Jokowi Ingin ada Reformasi Total

Dalam masa pemerintahanya, Megawati Soekarnoputri membentuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tahun 2003. Dia juga melakukan kebijakan privatisasi BUMN pada 2003.

Megawati mengusulkan supaya pemilihan presiden (Pilpres) digelar dengan demokratis, melalui pemilihan langsung oleh rakyat.

Tak hanya itu, Megawati Soekarnoputri juga mampu menangkap dan memenjarakan pelaku kasus Bom Bali I dan II.

Baca Juga: Ada Ajaran Diduga Aliran Sesat di Kabupaten Tangerang Banten, Apa dan Bagaimana, Begini Keterangannya

Usai masa jabatannya habis, Megawati kembali mencalonkan diri sebagai presiden bersama Hasyim Muzadi dalam Pilpres 2004.

Tapi Megawati Soekarnoputri kalah dari rivalnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Selanjutnya pada 2009, Megawati Soekarnoputri kembali mencalonkan diri sebagai presiden bersama Prabowo Subianto.

Tapi lagi-lagi, dia kembali kalah dari SBY yang akhirnya melanjutkan periode kedua masa pemerintahan 2009-2014.***

Artikel telah tayang di pikiran-rakyat.com: Megawati: Maaf Beribu Maaf Ini, tapi Kenapa Ibu-Ibu Sekarang Kok Seneng Banget Ikut Pengajian?

(Reporter: Eka Alisa Putri)

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah