Sejarah Manusia Ubah Orbit Benda Luar Angkasa, NASA Berhasil Tabrakan Wahana DART ke Asteroid

28 September 2022, 20:33 WIB
DART atau Double Asteroid Redirection Test sukses jalankan misi menabrak asteroid Dimorphos di luar angkasa /NASA/

PORTAL LEBAK - Pertama kali dalam sejarah manusia, Badan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) berhasil menabrakan wahana luar angkasanya bernama DART ke sebuah asteroid liar untuk mengubah jalur lintasannya (orbit).

DART sukses menjalankan uji menghalau laju asteroid yang disebut Dimorphos. Momen ini disiarkan secara langsung oleh NASA kemarin, 27 September 2022.

Kamera yang terpasang di wahana DART pun cukup jelas merekam gambar sebelum tubrukan terjadi. Perekaman dimulai dari jarak yang terbilang cukup jauh, yaitu 42 mil (68 kilometer).

Baca Juga: Kecanggihan Maglev Super Cepat Buatan CRRC Tarik Perhatian Pengunjung InnoTrans 2022

Double Asteroid Redirection Test atau DART merupakan sebuah wahana luar angkasa seukuran mobil golf dan bobot mencapai 600 kilogram.

Seperti nama panjangnya, wahana tersebut diciptakan dengan misi mengubah orbit asteroid dari lintasannya. DART pergi menjelajah ruang angkasa bersama LICIACube dari Bumi menuju titik asteroid selama sekitar 10 bulan.

LICIACube merupakan sebuah satelit yang dibuat Badan Antariksa Italia. Memiliki tugas mencitrakan setiap gambar dari DART, termasuk dampak tabrakan yang berfungsi sebagai bahan penelitian di masa depan dan pengembangan sistem pertahanan planet Bumi.

Baca Juga: Inggris Mungkin Dapat Menjatuhi Denda TikTok Rp437,6 Miliar Karena Gagal Melindungi Privasi Anak-anak

Cara kerjanya yaitu dengan menabrakan DART ke Dimorphos agar keluar dari lintasan semula sehingga asteroid tidak menabrak Bumi.

DART menghitung dan mengunci titik tengah Dimorphos, kemudian langsung menyesuaikan penerbangannya agar tepat menabrak bagian tengah Dimorphos.

Dimorphos sendiri merupakan asteroid berdiameter 163 meter yang mengorbit asteroid lainnya yang ukurannya lebih besar, bernama Didymos (mengorbit seperti satelit alami pada umumnya).

Baca Juga: NASA Siap Luncurkan Roket Raksasa Artemis ke Bulan, Berikut Rinciannya

Usai tabrakan terjadi, NASA masih akan terus mengamati jalur lintasan Dimorphos selama beberapa minggu ke depan. NASA berharap dampak tabrakan DART dapat memperpendek orbitnya.

Hasilnya akan membantu memvalidasi dan meningkatkan model komputer ilmiah yang penting untuk memprediksi efektivitas teknik ini sebagai metode yang andal untuk defleksi asteroid.

"Keberhasilan DART memberikan tambahan yang signifikan untuk kotak peralatan penting yang harus kita miliki untuk melindungi Bumi dari dampak kehancuran yang disebabkan oleh asteroid,” kata Lindley Johnson, seorang pejabat NASA bidang Pertahanan Planet, dikutip PortalLebak.com dari laman NASA, 28 September 2022.

Baca Juga: Tantangan Produsen Mobil di Masa Depan, Tesla Sekarang Ciptakan Robot Humanoid

Empat tahun dari sekarang, proyek Hera Badan Antariksa Eropa akan melakukan survei terperinci terhadap Dimorphos dan Didymos, dengan fokus khusus pada kawah yang ditinggalkan oleh tabrakan DART dan pengukuran massa Dimorphos yang tepat.

Pasangan asteroid tersebut berada pada jarak 7 juta mil (11 juta km) dari Bumi, dalam beberapa tahun mendatang asteroid ini tidak akan membahayakan planet Bumi.

Namun, Dimorphos dan Didymos dikategorikan NASA sebagai dua asteroid berbahaya baik dari segi ukuran dan lintasannya.

Baca Juga: Pesatnya Pembangunan Jaringan Transportasi di Cina, Dubes Mingjian: Ingin Kaya Bangun Jalan Dulu

NASA mencatat Dimorphos mengorbit dengan kecepatan 14.000 mil per jam atau sekitar 22.500 km/jam. Bisa dibayangkan jika asteroid menghantam Bumi dengan kecepatan seperti itu.***

Editor: Jefry Agustinus Alexander B

Sumber: NASA

Tags

Terkini

Terpopuler