Kecepatan pemotretan beruntun maksimum dengan pelacakan AF/AE adalah 10 frame per detik (fps). AF perbedaan fase, yang mencakup 94 persen dari keseluruhan layar dan memiliki 759 titik AF, dapat digunakan. Kecepatan AF dalam mode AF-S juga telah ditingkatkan kemampuannya.
Pada desain Alpha 7 IV terlihat ukuran dan tombol instrumen yang mirip dengan Alpha 7 III. Namun tombol perekam video telah dipindahkan ke bagian atas kamera.
Perbedaan lainnya yaitu dengan penambahan tombol opsi baru yaitu foto, video, dan S&Q (Slow and Quick) yang membuat kamera ini sebagai model hybrid sesungguhnya.
Pengguna dapat membuat film berkualitas tinggi dengan resolusi 4K 10-bit hingga 60 fps selama lebih dari satu jam tanpa harus khawatir kamera akan cepat panas.
Stabilisasi gambar saat perekaman didukung oleh sensor 5 sumbu optik di dalam bodi kamera, ditambah lagi teknologi pendukung profil gambar S-Cinetone yaitu Cinema Line yang biasa dihadirkan di kamera milik Sony.
Baca Juga: Rencana Indonesia Beli F-15EX Untuk Regenerasi Pesawat Tempur di Indonesia Bagian Timur, Tepat Kah?
Monitor LCD layar sentuh tipe vari-angle berukuran 3 inci dibelakang bodi kamera dapat diputar ke berbagai arah.
Transfer data berkecepatan tinggi melalui sensor Bluetooth dan Wi-Fi 5GHz/2,4 GHz memungkinkan Alpha 7 IV melakukan streaming dan berbagi konten berkualitas tinggi dengan suara yang jernih secara real-time.