Mengutip laporan Technext, Samsung bukan hanya dikenal sebagai produsen telepon seluler (smartphone) dan elektronik lainnya, namun juga membuat chipset memori dan prosesor.
Prosesor yang dikenal luas adalah prosesor Exynos. Prosesor ini kompatibel ke segala hal mulai dari server hingga ponsel.
Baca Juga: Land Rover Siapkan 5 Unit Range Rover SV Golden Edition Varian Long Wheelbase, Berapa Harganya?
Krisis chip semikonduktor secara global membuat harga chipset kian meroket, karena permintaan akan chipset yang meningkat.
Bisa dibilang Samsung berhasil menghasilkan laba perusahaan yang signifikan dari harga penjualan chipset yang tinggi melalui divisi produksi chipsetnya.
Divisi produksi chipset Samsung berhasil membukukan pendapatan sebesar 22,6 miliar Dolar AS atau Rp321 triliun pada Q3 2021.
Baca Juga: Xiaomi Redmi Note 11 Usung Teknologi HyperCharge 120W dan Speaker Kolaborasi JBL dan Dolby
Dan laba meningkat hampir dua kali lipat dari tahun lalu menjadi 8,5 miliar Dolar AS atau sekitar Rp121 triliun pada Q3 2021.
Selain penjualan chipset Exynos, laba Samsung juga dilaporkan berkat penjualan smartphone flagship mereka.