Industri Hulu Migas Setujui Perubahan PoD I ladang minyak Ande-Ande Lumut, Percepat Tingkatkan Investasi

- 28 Maret 2024, 08:36 WIB
Dukung Peningkatan Investasi Industri, SKK Migas Persetujuan Revisi PoD I Lapangan Minyak Ande-Ande Lumut
Dukung Peningkatan Investasi Industri, SKK Migas Persetujuan Revisi PoD I Lapangan Minyak Ande-Ande Lumut /Foto: Portal Lebak/Handout Humas SKK Migas/

PORTAL LEBAK - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berkoordinasi dengan kontraktor yang bekerjasama kontrak (KKKS) Prima Energy North West Natuna Pte. Ltd (PENN) yang telah menyelesaikan pembahasan revisi PoD (Plan of Development) I ladang minyak Ande Ande Lumut (AAL).

Revisi PoD tersebut mendapat persetujuan Menteri ESDM pada 5 Maret 2024. Ladang minyak AAL merupakan ladang minyak berat yang terletak di perairan Natuna Barat.

Ladang minyak ini berjarak 20 mil dari perbatasan Malaysia km dan sekitar 260 km dari perbatasan Malaysia dari tanah terdekat (Matak, Anambas).

Baca Juga: BPH Migas Dorong Pemerintah Daerah Percepat Program BBM Satu Harga

“Pengembangan ladang minyak AAL merupakan tantangan yang cukup berat meskipun letaknya terpencil dan berbatasan," ujar Wakil Kepala Bidang Eksplorasi, Pengembangan dan Pengelolaan Wilayah Kerja SKK Migas, Benny Lubiantara, di Jakarta 28 Maret 2024.

“Sifat minyak pada reservoir tersebut adalah minyak berat dan reservoir ini cenderung memiliki masalah pasir sehingga memerlukan pengolahan khusus sehingga biaya operasional yang diperlukan relatif tinggi.” ujarnya.

Kebutuhan Minyak Meningkat

Lapangan AAL merupakan salah satu harapan peningkatan produksi minyak nasional seiring dengan kebutuhan minyak yang terus meningkat.
Lapangan AAL juga akan menjadi salah satu pilar dalam upaya mencapai target produksi minyak sebesar satu juta barel.

Baca Juga: Menteri ESDM Resmikan Tajak Sumur Infill dan Clastic Banyu Urip, Bagian Kampanye Migas di Blok Cepu

Upaya mitigasi risiko terkait permasalahan tersebut dituangkan dalam PoD revisi ini, dimana pelaksanaan proyek dilakukan dalam 2 (dua) tahap.

Skenario instalasi produksi menggunakan CPP (Central Production Platform) dan FSO (Float, Store and Offload). Konsep ini berubah dari konsep sebelumnya yang menggunakan WHP (Wellhead Platform) dan FPSO (Floating, Production, Storage and Offloading).

Pembangunan AAL tahap pertama adalah pemasangan platform casing dan pemboran 7 (tujuh) sumur produksi horizontal untuk mengekstraksi minyak dari dua lapisan (pasir K dan G).

Baca Juga: Tiket Kereta Lebaran 2024, Terjual Ludes Lebih Dari 1,8 Juta Tiket Kereta

Sementara itu, Pieters Utomo, CEO Prima Energy Northwest Natuna, menegaskan PENN akan terus ikut serta dalam pengembangan ladang minyak AAL hingga mencapai produksi pada akhir tahun 2026 dengan target produksi 20.000 barel/hari.

Tantangan dari ladang minyak AAL adalah bahwa ladang tersebut merupakan ladang pasir dan minyak berat yang tidak terkonsolidasi, sehingga memerlukan pengeboran sumur horizontal yang panjang dan sumur penyelesaian khusus yang lebih rendah untuk membatasi produksi air dan pasir.

Kami yakin bahwa penggunaan teknologi baru yang telah terbukti di ladang minyak berat lainnya akan membawa kesuksesan bagi ladang AAL.

Baca Juga: PSI Dorong Kaesang Maju Sebagai Gubernur DKI Jakarta

“Kami mengucapkan terima kasih kepada Kementerian ESDM dan SKK Migas atas kerjasamanya dalam memperoleh persetujuan perubahan PoD ladang minyak AAL, kami akan terus bekerjasama agar proyek ini berjalan lancar sesuai rencana,” tambahnya.

PENN juga akan melakukan kegiatan eksplorasi lebih lanjut berdasarkan prospek yang ada untuk meningkatkan cadangan dan sumber daya di wilayah kerja barat laut Natuna.***

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x