800 Orang Disuntik Vaksin Covid-19 Palsu Merek AstraZeneca, 99 Persen Berisi Air

23 Juli 2021, 18:26 WIB
Ilustrasi vaksin.* /REUTERS/

PORTAL LEBAK - Seluruh negara di dunia yang kena imbas dari mewabahnya virus Corona dalam tahap proses pemulihan. Salah satu cara yang dilakukan selain menerapkan protokol kesehatan ketika berada di luar rumah adalah dengan program vaksinasi.

Vaksinasi Covid-19 pun menjadi suatu hal yang diharuskan untuk mempertebal kekebalan daya tahan tubuh atau meningkatkan imun tubuh. Oleh karena itu vaksinasi Covid-19 saat ini telah jadi program utama pemulihan suatu negara, tak terkecuali Uganda.

Namun, ada saja kelompok orang yang masih mencari keuntungan besar dari program vaksinasi ini di Uganda. Kabarnya, sebanyak 800 orang telah menerima vaksin Covid-19 palsu.

Baca Juga: Banjir Besar di China Tengah 33 Tewas, Puluhan Ribu Warga Diungsikan Saat Badai Menyebar

Kejadian ini terjadi di kota Kampala, Ibu Kota Uganda. Alat suntik yang seharusnya berisi vaksin AstraZeneca ini terungkap hanya berisi air dan telah diinjeksi ke 800 orang.

Hal ini diungkap oleh Satuan Tugas Pemantau Kesehatan Uganda yang bekerja sama dengan Laboratorium Analitis dan Badan Obat-obatan milik Pemerintah Uganda.

Kini telah diamankan dua orang perawat dan satu orang lagi bernama, Frank Baguma, masih buron. Baguma merupakan dokter gadungan yang tak menyelesaikan kuliahnya di Universitas Makerere karena dropout.

Baca Juga: Hari Anak Nasional, Presiden Jokowi Tertawa ditanya: 'Nggak Pernah Libur Yaa Pak?'

Dilansir PortalLebak.com dari Independent, menurut penyidik, Baguma adalah orang yang bertanggung jawab karena perannya yang mendekati perusahaan-perusahaan untuk menawarkan vaksinasi Covid-19 dengan harga murah.

Mengenai para korban yang telah menerima vaksin Covid-19 palsu belum ada keluhan dari para penerima vaksin.

Dr Warren Namara, Kepala Unit Pemantau Kesehatan Uganda menyebut vaksin Covid-19 palsu yang telah disuntikan kepada 800 masyarakat ini berisi 99 persen air murni, tidak ada bahan berbahaya lainnya meski ada temuan sebuah kotoran dari botol.

Baca Juga: KOI Berharap Perubahan Politik di Australia Batalkan Brisbane Tuan Rumah Olimpiade 2032

Namara melanjutkan, label dan botol vaksin Covid-19 palsu diproduksi sendiri oleh para pelaku, sehingga nomor seri vaksin tak terdaftar secara resmi di basis data manapun. Kartu vaksinasi yang seharusnya dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan pun tak luput dari modus penipuan. 

“Kami telah berbicara dengan Serum Institute of India dan mereka memberi tahu kami bahwa nomor batch yang digunakan tidak pernah diproduksi oleh mereka. Mereka juga mengatakan botol-botol itu bukan dari mereka. Label pada botol juga dicetak secara lokal,” katanya.

Vaksin telah disuntikan ke masyarakat yang bekerja di sektor perbankan dan konstruksi bangunan dan jalan antara Mei dan Juni 2021. Penerima vaksin palsu juga diminta membayar vaksin kisaran Rp400 ribu - Rp1 juta, padahal pemerintah Uganda telah menggratiskan biaya vaksinasi Covid-19 dengan cara mendaftarkan diri ke Otoritas Ibu Kota Kampala.***

Editor: Jefry Agustinus Alexander B

Tags

Terkini

Terpopuler