Big Bos AstraZeneca Tunda Kirim Vaksin, Sejumlah Negara di Eropa Kecewa

- 16 Maret 2021, 17:52 WIB
Ilustrasi Label vaksin Virus Corona 'AstraZeneca Covid-19'  (15/3/2021).
Ilustrasi Label vaksin Virus Corona 'AstraZeneca Covid-19' (15/3/2021). /Foto: REUTERS/DADO RUVIC/

PORTAL LEBAK — Menteri Perindustrian Perancis, Agnes Pannier-Runacher menyatakan, Eksekutif Direktur Utama AstraZeneca Pacal Soriot, sedang berada di ‘kursi panas’ akibat penundaan pengiriman vaksin ke sejumlah negara-negara di Eropa.

Pasalnya, bos dari perusahaan vaksin tersebut harus memberikan rincian dan penjelasan lebih lanjut, mengenai rencana produksinya. Padahal, pekan lalu manajemen AstraZeneca mengatakan akan mencoba mengirimkan 30 juta dosis vaksin ke Uni Eropa, pada akhir Maret 2021.

Jumlah itu turun dari total kewajiban kontrak 90 juta dosis, dan janji pada bulan lalu bahwa AstraZeneca akan mengirimkan 40 juta dosis vaksin. Target terbaru ini tidak dapat dijamin, karena tergantung dari persetujuan regulasi pabrik di Belanda.

Baca Juga: Program Vaksinasi Massal di Bali Tercatat Ada 100.000 Peserta Diberi Dosis Vaksin Covid-19

Baca Juga: Ikatan Cinta 16 Maret 2021: Aldebaran dan Andin Bahas Anak, Akankah Aladin Hadir di Keluarga Kecil Mereka?

Pannier-Runacher mengatakan bahwa Direktur Utama AstaZeneca, Pacal Soriot, berada di bawah tekanan atas tuntutan dari Uni Eropa.

“saya pikir dia benar-benar berada di bawah kursi panas, dan dia juga menyadarinya,” ungkap Pannier, seperti PortalLebak.com kutip dari Reuters, Selasa 16 Maret 2021.

“Dalam bisnis apapun ada yang namanya tanggung jawab, dan anda harus bertanggung jawab. Jika anda tidak menghormati kontrak, ini dapat menyebabkan masalah individu,” tegas Pannier.

Pannier-Runacher juga mengungkapkan, Perancis akan menerima hanya 25 persen dari sekitar 15 juta dosis yang direncanakan pada bulan April dan Maret 2021. Hal ini disebabkan karena AstraZeneca tidak memberikan rincian yang cukup, mengenai rencana produksi.

Baca Juga: Ikatan Cinta 16 Maret 2021: Elsa Panik, Kebohongannya Semakin Terungkap

Baca Juga: Sentra Vaksinasi Bersama BUMN Gunakan Platform Loket.com Bantu Lansia Dapatkan Jadwal Pemberian Vaksin

“Kami telah mengindikasi adanya kesalahpahaman dalam indikasi yang diberikan oleh AstraZeneca,” ujarnya.

Komentar Pannier-Runacher ini keluar sesaat setelah sejumlah negara di Uni Eropa, termasuk Perancis dan Jerman, telah menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca. Kejadian ini disebabkan karena adanya pasien penerima vaksin yang mengalami pembekuan darah dan berakibat sangat fatal.

“Tidak boleh ada ketidakpercayaan dari publik. Jika anda melihat negara lain mengambil keputusan, resikonya adalah berkembangnya ketidakpercayaan masyarakat terhadap vaksin,” kata Menteri.

Baca Juga: Ikatan Cinta 16 Maret 2021: Rendy Berhasil Menjalankan Tugas Dari Aldebaran

Baca Juga: Wisatawan Amerika Serikat Langgar Aturan Pergi ke Pantai Demi Nikmati Musim Semi

Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan tidak ada kaitan dengan bukti kuat, antara vaksin dan fenomena pembekuan darah yang terjadi. Namun demikian, Badan Medis Eropa sedang menyelidiki insiden itu dan menangani hal ini secara terbuka pada Kamis 18 Maret 2021.***

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah