Unjuk Rasa Gencar Terjadi di Myanmar, Ratusan Orang Dilaporkan Telah Tewas

- 22 April 2021, 11:30 WIB
Warga Myanmar menghadiri acara renungan malam, didedikasikan terhadap setiap orang yang meninggal dunia, selama unjuk rasa terhadap Junta Militer Myanmar. di Kyat Sar Pyin Quarter, Dawei, Myanmar (20/04/2021).
Warga Myanmar menghadiri acara renungan malam, didedikasikan terhadap setiap orang yang meninggal dunia, selama unjuk rasa terhadap Junta Militer Myanmar. di Kyat Sar Pyin Quarter, Dawei, Myanmar (20/04/2021). /Foto: DAWEI WATCH via REUTERS/DAWEI WATCH/

Militer Myanmar menunjukkan, sedikit kesediaan untuk terlibat dialog dengan tetangganya dan tidak ada tanda-tanda ingin berbicara dengan anggota pemerintah yang digulingkannya.

Militer Myanmar pun menuduh beberapa dari mereka melakukan pengkhianatan, yang dapat dihukum mati.

Baca Juga: Kapal Selam KRI Nanggala 402 TNI AL Hilang Kontak di Sekitar Perairan Bali, Ini Spesifikasinya

Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin dan Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh akan menghadiri pertemuan tersebut, tetapi Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha mengatakan dia akan diwakili oleh wakilnya, Don Pramudwinai, yang juga merupakan menteri luar negeri.

Kepala negara lainnya belum mengkonfirmasi rencana mereka.

Utusan khusus PBB untuk Myanmar, Christine Schraner Burgener, akan terbang ke Jakarta dan mengadakan pertemuan di sela-sela KTT, ujar sumber tersebut. Dia telah berkomunikasi dengan militer Myanmar tetapi tentara tidak mengizinkannya untuk berkunjung ke Myanmar.

Baca Juga: 21 April 2021, Polri Nyatakan Kebakaran Kilang Balongan Ada Unsur Tindak Pidana

Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), sebuah kelompok aktivis, mengatakan 738 orang telah dibunuh oleh pasukan keamanan Myanmar sejak kudeta dan 3.300 orang ditahan. 20 orang lainnya telah dijatuhi hukuman mati dan bersembunyi.

Pada hari Rabu, orang-orang membagikan foto di media sosial yang mengenakan kemeja biru dan mengangkat tangan dengan nama orang yang ditangkap tertulis di atasnya.

Kaos tersebut merupakan penghormatan kepada aktivis prodemokrasi Win Tin yang dipenjara oleh militer selama 19 tahun dan meninggal pada tanggal 21 April 2014.

Halaman:

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah