Dia mengatakan tindakan Israel di kota suci itu merupakan peningkatan ketegangan dan menyerukan untuk mengakhiri "provokasi berbahaya" Israel, di masjid tersuci ketiga umat Islam itu.
Raja menuduh Israel berusaha mengubah status demografis kota suci yang berisi situs-situs suci bagi Yudaisme, Islam dan Kristen.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Lebak Dikebut, Akses Jalan Terus Diperbaiki
Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi menyatakan kerajaan, yang kehilangan Yerusalem Timur dan Tepi Barat dalam perang Arab-Israel 1967, akan melakukan yang terbaik untuk melindungi hak-hak warga Palestina dari klaim kepemilikan oleh pemukim Yahudi.
"Israel sebagai pasukan pendudukan memikul tanggung jawab untuk melindungi hak-hak warga Palestina di rumah mereka," kata Safadi dalam komentarnya di media pemerintah.
Yordania menyalahkan Israel karena mengizinkan orang-orang Yahudi religius sayap kanan masuk ke kompleks masjid Al Aqsa.
Baca Juga: Anggota Dewan Melawan Polisi Saat Penertiban Parkir Liar
Hal ini tentu memicu hasrat amarah umat Muslim dan meningkatkan risiko ketegangan regional yang lebih luas.
"Tindakan ilegal Israel berdampak berbahaya pada stabilitas kawasan," kata Safadi kepada Reuters dan dikutip PortalLebak.com, Senin 10 Mei 2021.
Di sisi lain, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menilai negaranya melindungi hak beribadah dan tidak akan mentolerir kerusuhan di kompleks Masjid Al Aqsa yang dihormati oleh orang Yahudi sebagai Kuil Ratapan.