Yordania Peringatkan Israel, Agar Hentikan Serangan atas Jamaah Masjid Al Aqsa

- 10 Mei 2021, 10:20 WIB
Polisi Israel berlari saat kerusuhan pecah di unjuk rasa dengan warga Palestina, di Masjid Al Aqsa, di kawasan Sheikh Jarrah di Yerusalem (07/05/2021).
Polisi Israel berlari saat kerusuhan pecah di unjuk rasa dengan warga Palestina, di Masjid Al Aqsa, di kawasan Sheikh Jarrah di Yerusalem (07/05/2021). /Foto: REUTERS/AMMAR AWAD/

PORTAL LEBAK - Yordania mendesak Israel pada Minggu, untuk menghentikan apa yang digambarkannya sebagai serangan "barbar" terhadap jamaah di masjid al Aqsa Yerusalem dan mengatakan akan meningkatkan tekanan internasional.

Yordania, yang memiliki hak atas situs Muslim dan Kristen di Yerusalem, menilai Israel harus menghormati jamaah masjid Al Aqsa dan hukum internasional yang melindungi hak-hak warga Arab.

Ketegangan di Yerusalem Timur telah meluas menjadi bentrokan antara polisi Israel dan warga Palestina jamaah masjid al Aqsa, pada puncak bulan puasa Ramadhan.

Baca Juga: Penurunan Arus Lalu Lintas, Selama Larangan Mudik 2021 Diapresiasi Komisi V DPR

"Apa yang dilakukan oleh polisi dan pasukan khusus Israel, dari pelanggaran terhadap masjid hingga serangan terhadap jamaah, adalah (perilaku) barbar yang ditolak dan dikutuk," kata pemerintah Yordania dalam sebuah pernyataan.

Friksi telah meningkat di Yerusalem dan Tepi Barat yang diduduki Israel, bentrokan terjadi setiap malam, di Sheikh Jarrah, di Yerusalem Timur.

Lingkungan tersebut banyak keluarga Palestina menghadapi penggusuran dari pasukan Israel.

Baca Juga: Meraih Pahala Ramadhan, Itikaf 10 Hari di Bulan Suci

Raja Abdullah, yang keluarga Hashemitnya mengklaim sebagai keturunan Nabi Muhammad dan mendapat legitimasi dari peran perwaliannya.

Dia mengatakan tindakan Israel di kota suci itu merupakan peningkatan ketegangan dan menyerukan untuk mengakhiri "provokasi berbahaya" Israel, di masjid tersuci ketiga umat Islam itu.

Raja menuduh Israel berusaha mengubah status demografis kota suci yang berisi situs-situs suci bagi Yudaisme, Islam dan Kristen.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Lebak Dikebut, Akses Jalan Terus Diperbaiki

Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi menyatakan kerajaan, yang kehilangan Yerusalem Timur dan Tepi Barat dalam perang Arab-Israel 1967, akan melakukan yang terbaik untuk melindungi hak-hak warga Palestina dari klaim kepemilikan oleh pemukim Yahudi.

"Israel sebagai pasukan pendudukan memikul tanggung jawab untuk melindungi hak-hak warga Palestina di rumah mereka," kata Safadi dalam komentarnya di media pemerintah.

Yordania menyalahkan Israel karena mengizinkan orang-orang Yahudi religius sayap kanan masuk ke kompleks masjid Al Aqsa.

Baca Juga: Anggota Dewan Melawan Polisi Saat Penertiban Parkir Liar

Hal ini tentu memicu hasrat amarah umat Muslim dan meningkatkan risiko ketegangan regional yang lebih luas.

"Tindakan ilegal Israel berdampak berbahaya pada stabilitas kawasan," kata Safadi kepada Reuters dan dikutip PortalLebak.com, Senin 10 Mei 2021.

Di sisi lain, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menilai negaranya melindungi hak beribadah dan tidak akan mentolerir kerusuhan di kompleks Masjid Al Aqsa yang dihormati oleh orang Yahudi sebagai Kuil Ratapan.

Baca Juga: Hafiz Indonesia, Menjadi Istimewa Melalui Juri Asal Maroko

Yordania sebelumnya telah memberi orang-orang Palestina akta tanah di Sheikh Jarrah yang membuktikan klaim pemukim Israel, atas properti itu tidak beralasan.

"Penggusuran warga Palestina di Syekh Jarrah dari rumah mereka, adalah kejahatan perang," kata Safadi.

Beberapa ratus warga Yordania melakukan protes di dekat kedutaan Israel di ibu kota, ketika puluhan polisi anti huru-hara bersiaga, saat sejumlah orang meneriakkan "Matilah Israel".

Mereka menyerukan pengusiran duta besar Israel dan membatalkan perjanjian perdamaian yang tidak populer dengan Israel.***

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah