Pengungsi: Semburan lava Gunung Cumbre Vieja tidak berhenti setelah sebulan meletus

- 21 Oktober 2021, 20:43 WIB
Gunung berapi Cumbre Vieja terus meletus, di Pulau Canary, La Palma, Spanyol.
Gunung berapi Cumbre Vieja terus meletus, di Pulau Canary, La Palma, Spanyol. /Foto: REUTERS/SUSANA VERA/

PORTAL LEBAK - Para penduduk Pulau Canary yang menjadi pengungsi, pesimis letusan gunung berapi Cumbre Vieja akan berakhir, meski telah berlangsung sebulan penuh.

Gunung berapi Cumbre Vieja, di pulau La Palma, Spanyol, terus memuntahkan lava dan abu panas.

Seorang pendudun setempat, Culberta Cruz, suaminya dan anjing mereka, terpaksa tinggal di karavan kecil dan melihat cobaan berat mereka belum berakhir.

Baca Juga: Gunung berapi Aso di Jepang Meletus, Warga di Sekitar diperingatkan Evakuasi

"Saya lelah, sangat lelah, tapi siapa kita mampu melawan alam?," ujar pekerja dapur rumah di sakit berusia 56 tahun itu.

Suaminya, petani pisang Tono Gonzalez, sedang menarik kabel listrik dan selang air untuk menyambung ke kendaraan, bersama anjing bulldog Prancis mereka.

Pasangan itu telah tinggal di mobil berkemah kecil selama sebulan, terus-menerus membersihkan abu vulkanik dari kendaraan tersebut.

Baca Juga: Presiden Canary Spanyol: Letusan gunung berapi Cumbre Vieja di La Palma terus terjadi

"Suatu hari letusan terjadi di sana, yang lain lubang terbuka di sini, itu merupakan kesedihan dan kami hidup dalam ketakutan," ungkap Cruz.

"Kami menunggu dan berdoa agar gunung berhenti meletus. Dan itu sangat menyedihkan bagi mereka yang telah kehilangan rumah," tambahnya.

Aliran lava merah membara telah menelan hampir 800 hektar (2.000 hektar) tanah dan menghancurkan sekitar 2.000 bangunan.

Baca Juga: Yuk Pasang Twibbon Hari Santri Nasional 22 Oktober 2021 Bertema 'Santri Siaga Jiwa dan Raga'

Selain itu hektaran perkebunan pisang hancur, sejak letusan dimulai pada 19 September 2021 lau, lebih dari 6.000 orang harus mengungsi.

Saat matahari terbenam, puluhan penduduk desa berdoa di depan patung Perawan Los Pinos, dalam prosesi di luar gereja dan terlihat dari tempat letusan.

“Kami datang untuk memintanya dengan penuh keyakinan agar ini segera berakhir karena ini adalah kemalangan besar,” kata Laura Rodriguez, dari desa Tacande, setelah menghadiri upacara keagamaan.

Baca Juga: Jadwal Acara TV Jumat 22 Oktober 2021 MNC TV, RCTI, SCTV, NET TV, TRANS7, GTV, ANTV, TRANSTV dan Indosiar

Departemen pemantauan gunung berapi National Geographic Institute, Carmen del Fresno, menyatakan kepada Reuters yang dikutip PortalLebak.com, letusan itu tidak mungkin berhenti setidaknya seminggu lagi.

Tetapi menurut Fresno, tidak ada cara lain untuk memprediksi berapa lama letusan itu akan berlangsung.

"Catatan sejarah menunjukkan letusan dapat berlangsung 24 hingga 84 hari ... Akan logis untuk mengasumsikan sesuatu dalam batas-batas waktu itu, tetapi kita tidak dapat mengambil risiko (memprediksi) apa pun." ungkapnya.

Baca Juga: Amankan Pilkades Serentak di Lebak, Polres Lebak Polda Banten Kerahkan 2.150 Personil Polri

Setelah diperintahkan untuk mengungsi, Cruz dan Gonzalez pertama-tama tinggal di pertanian kerabat.

Namun selanjutnya mereka membawa karavan ke tempat parkir, di mana mereka bisa mendapatkan air bersih dan sedikit listrik.

Mereka sekarang mencari tempat untuk menyewa apartemen yang menerima hewan peliharaan.

Baca Juga: Eks Kepala Desa Kapandean yang Korupsi Dana Desa Ternyata Buat Menikah Dua Istri Muda, Berikut Modusnya

"Kami tidak tahu kapan akan berhenti, itu masalahnya. Ini adalah alam dan kami harus menghadapinya, ini lebih besar dari kami," kata Gonzalez.***

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x