Selain kelangkaan BBM dan gas, pemadaman listrik bergilir juga berlangsung di Sri Lanka, dilakukan dengan durasi 3-4 jam.
"Sebagian warga masyarakat beralih ke kayu bakar dan sebagian menggunakan listrik dengan penggunaan minimal untuk keperluan memasak, baik untuk rumah tangga maupun kebutuhan usaha agar tetap bertahan," katanya.
Soal WNI yang terdampak kesulitan mendapatkan barang pokok, pihak KBRI telah menyiapkan dan menyalurkan kebutuhan sembako kepada WNI yang membutuhkan.
"Sesuai data Mei 2022 WNI berjumlah 310 orang, dengan konsentrasi di Colombo, Galle, Kandy, dan Nuwara Eliya," jelasnya.
"Terdapat beberapa WNI yang memutuskan untuk sementara meninggalkan Sri Lanka karena krisis, jadi sifatnya mandiri dan bukan eksodus dalam jumlah yang besar," lanjutnya.
Baca Juga: Lawatan Presiden Jokowi ke Rusia dan Ukraina Akhir Juni Nanti dengan Misi Kemanusiaan dan Perdamaian
KBRI terus melakukan pemantauan situasi serta berkomunikasi dengan seluruh WNI dan juga membuka nomor sambungan langsung yang dapat dihubungi masyarakat setiap saat.
KBRI belum mengeluarkan imbauan khusus untuk evakuasi namun akan mendukung dan membantu sepenuhnya bagi WNI yang akan meninggalkan Sri Lanka karena krisis.***