KRI Nanggala 402 'Eternal Patrol' di Cekungan Laut Bali, Ini Tekanan di Dasar Lautnya

28 April 2021, 09:55 WIB
Peta topografi dan batimetri dari GEBCO. Lokasi terakhir KRI Nanggala 402. Insert foto Muh. Ma'rufin Sudibyo /Foto: Instagram/@marufinsudibyo/

PORTAL LEBAK - Tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402 menimbulkan banyak simpati dan perhatian banyak kalangan di masyarakat tanah air. Termasuk di dalamnya para pakar pendidikan dan ahli ilmu pengetahuan alam, dan mengundang sudut pandang lain menilai tragedi yang menimpa 53 ABK prajurit TNI Angkatan Laut RI.

Berikut PortalLebak.com kutip ulasan tentang KRI Nanggala 402, yang diunggah oleh seorang pakar ilmu pengetahuan alam Muh. Ma'rufin Sudibyo, melalui akun Instagram @marufinsudibyo, 26 April 2021.

Perairan sebelah utara Pulau Bali pada dasarnya adalah cekungan besar dengan dasar miring ke timur. Di ujung timur bisa sedalam 1.400 m, sementara di ujung barat jauh lebih dangkal (kurang dari 200 m).

Baca Juga: Zlatan Ibrahimovic Diselidiki Asosiasi Sepak Bola Eropa UEFA, Diduga Terlibat 'Perusahaan Taruhan'

Di dasar cekungan ini membujur sesar sungkup Flores yang melegenda, produk gejala subduksi yang disebut back arc faulting. Sesar aktif inilah pembangkit Gempa Flores 1992 dengan terjangan tsunaminya nan dahsyat, menjadikannya bencana tsunami paling mematikan di Indonesia modern sebelum 2004 TU (Tarikh Umum).

Bagian sesar yg sama juga membangkitkan gempa ganda Lombok pada 2018 silam. Di sisi barat cekungan, sesar ini bersambung dengan sesar geser Baribis-Kendeng yang mulai ngetop, sesar yang membujur sepanjang hampir segenap pulau Jawa.

Di sisi utara cekungan ini membentang sesar besar lainnya, sesar RMKS (Rembang-Madura-Kangean-Sakala). Mendapatkan namanya karena karena membentang dari sini hingga nun jauh ke Rembang (Jawa Tengah), ratusan kilometer panjangnya.

Baca Juga: Formula 1 Gelar Kualifikasi Sprint Pencetak Poin di Tiga Balapan Gran Prix

Aktivitasnya di masa silam menjadikan sisi utara cekungan ini sebagai ladang-ladang minyak dan gas di Indonesia yang cukup produktif.

Di dalam cekungan inilah, sejarak 45 km di sebelah utara pantai Celukan Bawang, Bali, kapal selam KRI Nanggala 402 mungkin terbaring, setidaknya berdasarkan laporan posisi terakhirnya.

Membeku di kedalaman sekitar 850 m, di tempat yang gelap abadi dan dingin. Mungkin bersuhu 10º C atau lebih rendah lagi. Bermandikan air laut dengan tekanan hingga sekitar 850 ton/m².

Baca Juga: Eks Sekretaris Umum FPI Munarman Ditangkap Densus 88, Ditengarai Terlibat Baiat Teroris

Menjadi saksi dari peristiwa-peristiwa alami yang akan terjadi kelak seiring aktivitas subduksi dan sesar sungkup Flores. Tetap membawa semangat Wira Ananta Rudira, tabah hingga akhir.

"Selamat jalan KRI Nanggala 402 dan segenap awaknya. Terima kasih. Jalesveva Jayamahe!"

Sekelumit tentang Muh. Ma'rufin Sudibyo, merupakan editor di website langitselatan.com dan menyatakan sebagai orang biasa saja yang suka menatap bintang dan terus berusaha mencoba menjadi komunikator sains. Saat ini Ma'rufin aktif di Badan Hisab dan Rukyat Nasional Kementerian Agama Republik Indonesia.

Baca Juga: Setelah Kandang Kini Bocor Jersey Tandang Man City Untuk Musim 2021-2022, Desain Mirip The Super League

Dia Juga aktif berkecimpung dalam Lembaga Falakiyah dan ketua tim ahli Badan Hisab dan Rukyat Daerah (BHRD) Kebumen, Jawa Tengah. Juga sedang menjalankan tugas sebagai Badan Pengelola Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong dan Komite Tanggap Bencana Alam Kebumen.

Ma'rufin aktif pula di Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Ilmu Falak Rukyatul Hilal Indonesia (LP2IF RHI), klub astronomi Jogja Astro Club dan konsorsium International Crescent Observations Project (ICOP).***

Editor: Dwi Christianto

Tags

Terkini

Terpopuler