Tengoklah Risnawati Utami, WNI Pertama yang Terpilih sebagai Anggota Komite Penyandang Disabilitas di PBB

14 Januari 2023, 15:02 WIB
Risnawati Utami (tengah kanan-di kursi roda), seorang alumnus Fakultas Hukum (FH) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, berhasil menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) pertama yang terpilih sebagai anggota komite penyandang disabilitas di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). /Foto: Handout/Humas UNS/


PORTAL LEBAK – Risnawati Utami, seorang alumnus Fakultas Hukum (FH) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, berhasil menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) pertama yang terpilih sebagai anggota komite penyandang disabilitas di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Alhasil, Risnawati Utami kini berkantor di Jenewa, Swiss. Karena dirinya telah dikenal aktif dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan isu disabilitas.

Risnawati Utami juga aktif menyuarakan perjuangan hak asasi manusia, sistem penyediaan kursi roda, pembangunan perkotaan, dan advokasi kebijakan di tingkat Indonesia dan internasional.

Baca Juga: Model Pembelajaran Berbasis Asah, Asih, dan Asuh Dikembangkan Dosen Dosen PG-PAUD UNS, Ini Plusnya Buat Anak

Risna, begitu dia kerap disapa, dikutip PortalLebak.com dari keterangan tertulis Humas UNS, adalah lulusan Ilmu Hukum FH UNS pada tahun 1997.

Selama enam tahun kerberadaannya di Solo, Risna kerap aktif melakukan kontribusi pada Yayasan Lentera.

Selama menjadi mahasiswa FH UNS, jiwa kepeduliannya Risna terasah dan sangat vokal dalam penyuaraan hak-hak penyandang disabilitas.

Baca Juga: Dapat Penghargaan dari Kapolres Lebak, Police of The Month dan Personel Peduli Penyandang Disabilitas

Selain sebagai anggota komite penyandang disabilitas PBB, Risnawati Utami terpilih sebagai penerima manfaat Ford Foundation International Fellowship Program.

Sehingga Risna melanjutkan studi pada program MS in International Health Policy and Management, International Health Policy di The Heller School for Social Policy and Management at Brandeis University pada tahun 2006—2008.

Risna pun telah membuktikan kemapuan dan dedikasi penuh pada perjuangan hak-hak disabilitas dengan mendirikan sebuah organisasi bernama Organisasi Harapan Nusantara (Ohana).

Baca Juga: UNS Kembali Kukuhkan Empat Guru Besar Baru, Keempatnya Pakar Di Berbagai Bidang Keilmuan

Organisasi yang didirikan Risna fokus dalam memperjuangkan hak-hak dan advokasi kebijakan penyandang disabilitas yang berdiri pada 6 Juli 2012.

Melaui Ohana, Risna membentuk beberapa kegiatan yang digelar seperti penyediaan layanan alat bantu adaptif seperti kursi roda, pelatihan layanan atau reparasi.

Termasuk advokasi kebijakan pemerintahan, pemberdayaan ekonomi teman-teman disabilitas, dan penguatan program sekaligus promosi terhadap produk-produk yang dikembangkan oleh penyandang disabilitas.

Baca Juga: Napoli Permalukan Juventus 5-1 di Laga Serie A Italia

Risna mendirikan Kantor Ohana, di Jalan Kaliurang, Dusun Kledokan, Umbulmartani, Ngemplak, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Kembali ke masa kanak-kanak yang dikenangnya, Risna mulai aktif menyuarakan hak-hak penyandang disabilitas karena saat berumur empat tahun terserang polio yang mengakibatkan dirinya terpaksa menyandang kursi roda demi keperluan mobilitasnya.

Risna kala itu merasa saat dirinya bisa membantu teman-teman difabel, energi kebaikan dalam dirinya terus bertambah.

Baca Juga: Kisah Unik Tito, Kucing yang Hilang dalam Penerbangan Ternyata Pencarian Digerakkan oleh Pemerintah Bolivia

“Ketika kita dapat membantu teman-teman difabel atau orang lain, kondisi itu dapat menyuplai energi positif di diri saya,” ungkap Risna.

Risna juga beberapa waktu lalu menjadi panelis dalam acara The United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP).

Risna menyatakan sudah ada beberapa peraturan formal di Indonesia menyangkut pemenuhan hak-hak disabilitas.

Baca Juga: NEW Kode Redeem Genshin Impact 14 Januari 2023, Edisi GI Terbaru Bertabur Primogems

Aturan tersebut yaitu Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas.

Selain itu, ada juga Peraturan Daerah (Perda) yang telah mengangkat isu disabilitas, tapi penerapannya harus terus ditingkatkan.

“Sebenarnya sudah banyak peraturan formal seperti UU dan Perda mengatur disabilitas. Pemerintah sudah cukup sadar akan hal itu, namun dalam implementasinya perlu ditingkatkan lagi,” tegas Risna.

Baca Juga: Lionel Messi Jadi di Daftar Tertinggi dalam Penghargaan Pemain Pria Terbaik FIFA

Gerak langkah Risna untuk memperjuangkan hak-hak disabilitas masih berlanjut sampai saat ini.

Selanjutnya, Risna berpesan kepada mahasiswa UNS supaya menghargai teman-teman disabilitas dan kampus dapat makin terakses bagi teman-teman disabilitas.

“Saya harap, kampus bisa meningkatkan aksesibilitas bagi teman-teman disabilitas. Mahasiswa juga sebaiknya tahu bagaimana berinteraksi dan memperlakukan teman-teman disabilitas dengan benar. Jangan menganggap mereka berbeda, anggaplah mereka setara,” pungkasnya.

Baca Juga: Penjelasan Nicolas Cage Ungkap Tiga Karakter Marvel Comics Absen di Film Spider-Man: Across the Spider-Verse

Tak hanya itu Risnawati Utami memegang teguh tiga nilai kebaikan dalam dirinya, seperti dalam bertumbuh, berusaha untuk menjadi pribadi yang teguh, menyebarkan kebaikan, dan memiliki kasih sayang pada sesama.

“Saya selalu mempromosikan soal kegigihan, kebaikan, dan compassion. Selain itu perlu memelihara hubungan baik dengan Tuhan dan sesama manusia. Keduanya harus seimbang,” jelas Risna.

Perjalanannya sebagai komite penyandang disabilitas di lembaga PBB barang tentu tak semudah membalikkan telapak tangan.

Baca Juga: Layanan Media Sosial DPR RI Masuk Lima Nominasi dalam Government Social Media Summit 2022

Risnawati Utami harus melobi lebih dari 100 negara supaya dirinya bisa terpilih menjadi komite penyandang disabilitas di PBB.

Risna pun mengungkapkan ada syarat minimal 120 negara yang memilihnya supaya bisa menjadi komite penyandang disabilitas PBB.

Dirinya mengangkat tema spirit kebermanfaatan terhadap teman-teman disabilitas, sehingga memperoleh dukungan dari berbagai pihak, Risna pun berhasil terpilih menjadi komite penyandang disabilitas di PBB.

Baca Juga: Pembalap Prancis Sebastian Loeb Raih Kemenangan Tahap Keempat Berturut-Turut di Reli Dakar

Saat menjabat sebagai komite penyandang disabilitas di PBB sejak tahun 2014, ada beberapa tugas yang diemban Risna.

Di PBB, ia bertugas untuk mengulas kebijakan yang terkait disabilitas, menganalisis situasi negara, merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang bisa diadopsi, memimpin penentuan hasil drafting, dan berpartisipasi aktif dalam kelompok kerja.***

Editor: Dwi Christianto

Tags

Terkini

Terpopuler