Ini Alasan Kain Sasirangan yang Ubah Nasib Warga di Sungai Jingah

26 Desember 2023, 05:30 WIB
Perajin terapkan warna di juluran jahitan benang kain sasirangan, di Kampung Tradisional Sasirangan, Sungai Jingah, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Minggu 10 Desember 2023. /Foto: ANTARA/Tumpal Andani Aritonang/

PORTAL LEBAK - Para pengrajin dari rumah mereka terus memproduksi kain Sasirangan, sejak fajar menyingsing, di tepi Sungai Jingah, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Para pengrajin kain Sasirangan merupakan tulang punggung ekonomi keluarga, yang merintis usaha dengan berbagai kisah suka dan duka, melewati pandemi COVID-19.

Bagi para pengrajin, terungkap identitas diri sebagai pengusaha kain Sasirangan, bisa dibilang bukan perjalanan yang ringan, bahkan dengan beragam tantangan hampir nyaris menimbulkan putus asa.

Baca Juga: Sambut Tim Tango Argentina Ketum PSSI Erick Thohir Kalungi Kain Timor Simbol Persahabatan

Harapan berkembang bagi pengrajin ternyata selalu ada mereka yang penuh perjuangan. Tapi langkah yang dilewati harus diraih tertatih dan penuh peluh, yang membuahkan perjuangan nyata, sehingga dapat mengubah derajat ekonomi keluarga.

Seperti seorang pengrajin kain Sasirangan, Yudani, yang tinggal di Sungai Jingah, sangat kaget usaha yang dirintisnya kini diminati pasar lokal sampai internasional.

Padahal, sebelumnya kain Sasirangan yang diperkenalkan bersama temannya, ternyata mampu mencapai omzet antara puluhan sampai ratusan juta rupiah.

Baca Juga: Keindahan Kain Tenun Songke Manggarai Melekat di Tubuh Para Kepala Negara Anggota KTT ASEAN 2023

Seperti diketahui, Kampung Sasirangan berada di sebelah utara Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Berdasarkan data di peta, titik Kampung Sasirangan, terletak di koordinat 3°18'47.6"S 114°36'30.3"E.

Kerajinan Sasirangan telah dapat mengubah nasib perekonomian keluarga Yudani sebagai pengrajin. Berkat usaha ini pula anak-anaknya berkesempatan mengenyam pendidikan.

"Saya percaya ini merupakan berkah dari Tuhan YME," doanya.

Sebelumnya, sebagai pengrajin kain Sasirangan, Yudani menekuninya secara profesional telah 7 tahun. Tak terlalu lama, tapi tidak juga bukan seperti pemula.

Baca Juga: Single Grup KPop NewJeans 'Ditto' capai 500 juta Streaming di Spotify

Melihat sejarah, Kampung Sasirangan Sungai Jingah mulai ramai sejak 2017. Sejak saat itu kampung ini dikenal sebagai penghasil kain sasirangan.

Yudani layak disemati tanda perintis. Di antara ratusan bahkan ribuan warga, Yudani mengambil bagian dari 24 pengusaha sasirangan yang hingga kini tetap mentereng.

Di tepi sungai itu, pagi itu beberapa orang mulai menjalani kesibukannya. Ada puluhan bangunan berbahan kayu ulin berjejer dengan jarak sekitar 3 meter. Bangunan ini dijadikan gudang sebagai tempat pengolahan kain sasirangan.

Baca Juga: Koleksi Sepatu Seri MT580 Resmi Diluncurkan Levi's dan New Balance, Ini Keistimewaannya

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menetapkan kawasan Kampung Sasirangan sebagai Situs Geopark Meratus, warisan budaya, geologi, serta adanya kehidupan masyarakat.

Alhasil, warga bantaran sungai Sasirangan telah fokus mengembangkan keterampilan sebagai pengrajin kain Sasirangan. Setiap hari ratusan sampai ribuan lembar kain telah diproduksi para pengrajin.

Tak dipungkiri, dii Indonesia, Asia, sampai Eropa, sebagai spot penting terhadap pemaasaran kain sasirangan, dengan omzet sampai ratusan juta rupiah.

Baca Juga: Capres Ganjar Pranowo: 'Banteng' kuat sekali di Kota Surakarta

Sukses ini pula yang menjadikan kawasan produksi kain Sasirangan, di daerah Sungai Jingah, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, sebagai kampung mandiri.***

Editor: Dwi Christianto

Tags

Terkini

Terpopuler