Cara Sholat Idul Adha, Jangan Lupa Jumlah Takbir Tiap Rakaat

- 11 Juli 2021, 21:52 WIB
ARSIP - Pelaksanaan salat Idul Adha 1436 Hijriah (2016) di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
ARSIP - Pelaksanaan salat Idul Adha 1436 Hijriah (2016) di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. /Foto: Seputar Tangsel / Sugih Hartanto/

PORTAL LEBAK - Sidang isbat Kementerian Agama (Kemenag) RI menetapkan Selasa 20 Juli 2021 bertepatan dengan 10 Dzulhijjah 1442 Hijriah.

Dengan demikian, pada hari itu, umat Islam Indonesia akan merayakan hari raya Idul Adha 1442 Hijriyah.

Meskipun dihadapkan dengan pandemi Covid-19 dan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di sejumlah tempat, umat Islam tetap bersiap menggelar sholat Idul Adha.

Baca Juga: Idul Adha 1442 H Ditetapkan Hari Selasa 20 Juli 2021 Hasil Sidang Isbat Dipimpin Menteri Agama RI

Meski setiap tahun rutin menjalankannya, seringkali sebagian umat Islam lupa cara sholat Idul Adha.

Berikut ini, Portal Lebak merangkum dari berbagai sumber tentang cara sholat Idul Adha, agar kita siap melaksanakannya pada Selasa 20 Juli 2021 atau 10 Dzulhijjah 1442 Hijriah sesuai syariat.

Waktu dan tempat pelaksanaan salat Idul Adha

Menurut mayoritas ulama dari berbagai madzhab, sholat Idul Adha, bisa dilaksanakan mulai dari matahari setinggi tombak sampai matahari bergeser ke barat.

Dalam waktu pelaksanaannya, sholat Idul Adha lebih awal dibandingkan sholat Idul Fitri, sehingga orang-orang bisa bersegera menyembelih hewan kurban.

Jika tidak ada halangan seperti hujan, sholat Idul Adha lebih afdhol (utama) dilaksanakan di tanah yang lapang.

Baca Juga: Menyembelih Hewan Kurban Berupa Seekor Kerbau, Apa Hukumnya?

Seperti yang Abu Sa'id Al Khudri katakan,

"Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam biasa keluar pada hari raya ‘Idul Fithri dan ‘Idul Adha menuju tanah lapang." (Hadits Riwayat Bukhari no.956 dan Muslim no. 889).

Berangkat menuju tempat salat Idul Adha

Sebelum menuju ke lokasi sholat idul Adha, dianjurkan untuk mandi, berhias diri dan mengenakan pakaian terbaik, dan tidak makan terlebih dahulu.

Ini berbeda dengan sholat Idul Fitri yang jemaah dianjurkan lebih dulu makan dan minum sebelum berangkat ke tempat sholat.

Dengan tidak makan sebelum sholat Idul Adha, hewan kurban bisa cepat disembelih dan dinikmati dagingnya segera setelah sholat id.

Dan tentunya di masa pandemi ini, jangan lupa membawa sajadah sendiri, mengenakan masker, membawa hand sanitizer dan menjaga jarak.

Selama di perjalanan, bertakbirlah hingga tiba di lokasi sholat Idul Adha. Seperti hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu 'Umar,

Baca Juga: Gerhana Bulan Total Terjadi 26 Mei 2021, Ini Panduan Salat Sesuai yang Diajarkan Nabi Muhammad SAW

"Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berangkat shalat ‘ied (Idul Fithri dan Idul Adha) bersama Al Fadhl bin ‘Abbas, ‘Abdullah bin’Abbas, ‘Ali, Ja’far, Al Hasan, Al Husain, Usamah bin Zaid, Zaid bin Haritsah, dan Ayman bin Ummi Ayman, mereka mengangkat suara membaca tahlil (laa ilaha illallah) dan takbir (Allahu Akbar)."

Disyariatkan takbir dilakukan dengan menegeraskan suara. Lafazh takbirnya adalah,

“Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallah wallahu akbar, Allahu akbar wa lillahil hamd (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar selain Allah, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala pujian hanya untuk-Nya)”

Para wanita dan anak kecil juga patut diajak berangkat sholat id. Adab-adab wanita ketika keluar rumah tetap harus diperhatikan, yaitu tidak berhias diri berlebihan dan tidak memakai harum-haruman.

Dianjurkan pula untuk berangkat dengan berjalan kaki, kecuali jika ada hajat.

Cara sholat Idul Adha

Berbeda dengan sholat fardhu (wajib), tidak ada sholat sunnah rawatib (sholat sunnah qabliyah dan ba'diyah) sebelum melaksanakan sholat id. Adzan dan Iqomah pun ditiadakan.

Sama seperti sholat Idul Fitri, sholat Idul Adha berjumlah dua rakaat.

Sholat dimulai dengan takbiratul ihrom, kemudian bertakbir sebanyak tujuh kali takbir (selain takbiratul ihrom) sebelum membaca Al Fatihah.

Mengangkat tangan di saat takbir-takbir ini dibolehkan, sebagaimana dicontohkan oleh Ibnu 'Umar.

Ibnul Qayyim mengatakan, "Ibnu ‘Umar yang dikenal sangat meneladani Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mengangkat tangannya dalam setiap takbir".

Baca Juga: Atta Halilintar Bangun Pondok Pesantren AHHA Binaumma, Netizen: Definisi Pernikahan Berkah

Di antara takbir-takbir ini tidak ada bacaan dzikir tertentu. Namun ada sebuah riwayat dari Ibnu Mas’ud, ia mengatakan, “Di antara tiap takbir, hendaklah menyanjung dan memuji Allah.

“Subhanallah wal hamdulillah wa  laa ilaha illallah wallahu akbar. Allahummaghfirlii war hamnii (Maha suci Allah, segala pujian bagi-Nya, tidak ada sesembahan yang benar untuk disembah selain Allah. Ya Allah, ampunilah aku dan rahmatilah aku).”

Bacaan selain ini boleh dibaca, asalkan tetap berisi pujian kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Setelah tujuh takbir dikumandangkan, Surat Al Fatihah dibacakan dan dilanjutkan dengan surat lainnya.

Surat yang dibaca oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah surat Qaaf pada rakaat pertama dan surat Al Qomar pada rakaat kedua.

Selesai membaca surat, dilanjutkan dengan gerakan sholat biasa seperti ruku, i'tidal, sujud, dan seterusnya.

Rakaat kedua diawali dengan takbir, dan dilanjutkan dengan bertakbir lima kali takbir (selain takbir bangkit dari sujud).

Baca Juga: Buku 'Guru Blogger Is Back', Ungkap Tradisi Penulis ala Pesantren

Seperti rakaat pertama, dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat lainnya sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya.

Sholat Idul Adha dilanjutkan dengan gerakan lainnya hingga diakhiri dengan salam.

Setelah sholat Idul Adha dilaksanakan

Usai sholat Idul Adha dilaksanakan, imam berdiri untuk menyampaikan khutbah Idul Adha, dengan sekali khutbah (bukan dua kali seperti di sholat Jum'at).

Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam berkhutbah di atas tanah tanpa mimbar, dan mengakhirinya dengan ucapan hamdalah.

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Abu Bakr, begitu pula ‘Umar biasa melaksanakan sholat id sebelum khutbah.” (Hadits Riwayat Bukhari no. 963 dan Muslim no. 888).

Baca Juga: Pemprov Banten Anggarkan Rp161 M Lebih Bantuan Pesantren 2021, Iip Makmur: Jangan Ada Data Fiktif

Artikel ini telah tayang di SeputarTangsel.Com dengan judul: "Ini Tata Cara Salat Idul Adha, Jangan Lupa Takbir Tujuh Kali Rakaat Pertama"

Jemaah boleh memilih mengikuti atau meninggalkan khutbah. Seperti yang diriwayatkan Abu Daud dan Ibnu Majah, Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda,

“Aku saat ini akan berkhutbah. Siapa yang mau tetap duduk untuk mendengarkan khutbah, silahkan ia duduk. Siapa yang ingin pergi, silahkan ia pergi.”

Di perjalanan pulang, dianjurkan untuk melalui jalan yang berbeda dari keberangkatan. Dari Jabir, beliau mengatakan,

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika sholat id, beliau lewat jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang.” (Hadits Riwayat Bukhari no. 986).

Meski belum ada tanda meredanya pandemi Covid-19 ini, jemaah sangat diharapkan dapat menjalankan ibadah di hari raya ini dengan kehati-hatian dan kewaspadaan.*** (SeputarTangsel.Com/Ihya R. Azzam)

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x