PORTAL LEBAK - Di masa bulan Ramadhan 1443 Hijriah saat ini, umat Islam di seluruh dunia tidak hanya diwajibkan untuk menjalankan ibadah termasuk berpuasa menahan haus dan lapar hingga waktu yang ditentukan.
Namun kewajiban tersebut bukan satu-satunya yang harus dilaksanakan. Umat muslim juga dituntut untuk menjaga pola pikir dan perbuatan tetap positif agar ibadah di bulan Ramadan 2022 ini tidak menjadi sia-sia.
Bila kita tidak bisa menjaga hal tersebut, kita akan kehilangan kesempatan mendapat keutamaan besar puasa Ramadhan, seperti pengampunan dosa bahkan pahala tidak mungkin didapatkan dan puasa kita menjadi sia-sia.
Baca Juga: Dua Amalan yang Hanya Dapat Dilakukan di Bulan Suci Ramadhan, Wajib Dikerjakan Setelah Tahu!
Dikutip PortalLebak.com dari Portal Majalengka, kultum singkat bersamadakwah.net membahas sebuah topik penting mengenai hal apa saja yang dapat membuat hilangnya makna bulan Ramadhan.
Ada empat hal yang berhasil dihimpun mengenai perbuatan atau perilaku apa saja yang tidak disadari bisa membuat makna ibadah puasa menjadi sia-sia.
1. Tidak ikhlas
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengingatkan mengenai banyaknya orang yang puasanya sia-sia:
رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلاَّ الْجُوعُ
Betapa banyak orang yang berpuasa tapi tidak mendapatkan apa-apa baginya kecuali rasa lapar. (HR. An-Nasai dan Ibnu Majah).
Baca Juga: Jadwal Imsak dan Buka Puasa: 2 Ramadhan 1443 Hijriah, Wilayah DKI Jakarta dan Bandung
Ibadah hanya akan diterima Allah jika ikhlas. Demikian pula puasa. Termasuk keutamaannya, hanya bisa didapatkan kalau didasari iman dan hanya mengharap balasan dari Allah.
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap perhitungan (pahala) akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (Muttafaq ‘Alaih).
2. Berkata Keji
Orang yang berkata keji alias rafats yang secara mudahnya, puasanya juga bisa sia-sia.
الصِّيَامُ جُنَّةٌ ، فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَجْهَلْ ، وَإِنِ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّى صَائِمٌ
Puasa adalah perisai, maka barang siapa sedang berpuasa janganlah berkata keji dan mengumpat, jika seseorang mencela atau mengajaknya bertengkar hendaklah dia mengatakan: aku sedang berpuasa. (Muttafaq ’alaih).
Baca Juga: Daniel Craig Positif Covid-19, Pertunjukan Macbeth Ditunda Sampai 7 April 2022
3. Ghibah alias membicarakan keburukan orang lain juga bisa membuat puasa Ramadan sia-sia karena sejenis dengan berkata keji, mengumpat dan mencela, yakni sama-sama penyakit lisan.
Bahkan ghibah diibaratkan memakan daging saudara sendiri yang telah meninggal. Dan di neraka, siksa untuk orang suka ghibah juga seperti firman Allah ini:
وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
Dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. Al Hujurat: 12).
4. Berbohong atau berdusta secara tegas disebutkan oleh Rasulullah sebagai penyebab puasa sia-sia. Allah tidak membutuhkan kepada puasa orang yang berdusta.
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
Baca Juga: Penggemar KDrama 'Business Proposal' Kaget Soal Ending Episode 11, Bagaimana Mungkin
Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan palsu dan pengamalannya, maka Allah tidak mempunyai keperluan untuk meninggalkan makanan dan minumannya. (HR. Bukhari).
Disclaimer: artikel ini telah tayang di Portal Majalengka berjudul Ceramah Singkat Kultum Bulan Ramadan: Hati-hati dengan Hal yang Membuat Puasa Sia-sia.
***