Tokoh Baduy Ingin Lenyapkan Pandemi Covid-19 Dari Indonesia dan Dunia

13 Februari 2021, 22:48 WIB
Jaro Saija Kepala Desa Kanekes /Foto : Antara/

PORTAL LEBAK - Lembaga adat Baduy memiliki tanggung jawab dan merasa terpanggil atas penyebaran wabah pandemi Virus Corona, agar segera lenyap dari Indonesia, bahkan di dunia. Pemuka adat Baduy berkumpul untuk berdoa, agar penyebaran wabah pandemi Covid-19 hilang di atas muka bumi.

"Kami berharap doa itu dikabulkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa," kata Tetua adat Baduy, yang juga Kepala Desa Kanekes, Kabupaten Lebak Jaro Saija.

Selama ini kata dia, jutaan warga di dunia terpapar penyakit yang mematikan itu dan hingga kini belum terbebaskan.

Baca Juga: Digadang Menambah Ikon Baru Surakarta, Bangunan Ini Diresmikan Menteri PUPR dan Gubernur Jateng

Baca Juga: Sri Mulyani, Ditunjuk Jadi Co-Chair Coalition of Finance Ministers for Climate Action

Pemuka lembaga adat Baduy berkumpul di hutan Cibongkok, kawasan Baduy, sambil memanjatkan doa-doa khusus untuk keselamatan, kesejahteraan, keamanan dan kedamaian bangsa.

Selain itu, para pemuka Baduy juga meminta dibebaskan dari wabah pandemi Covid-19 yang melanda bangsa Indonesia dan dunia.

Pertemuan para pemuka adat Baduy ini dihadiri jaro tanggungan 12, sebagian paranormal, dangka siradayeuh, dangka carungeun dan dangka singkalayeuh dengan doa khusyuk, agar terkabulkan.

Baca Juga: Kebakaran Kebon Kopi Rangkasbitung, 1 Orang Nenek Tak Tertolong

Baca Juga: Wah, Gubernur Ini Malah Bantu 100 Unit Rumah Ke Provinsi Tetangga

"Kami berharap ritual doa yang dilaksanakan lembaga adat itu bisa terkabulkan agar bangsa itu terbebas dari wabah pandemi COVID-19," katanya menjelaskan tentang ritual Kawalu yang berlangsung.

 

Masyarakat Baduy Dalam yang tersebar di Kampung Cibeo, Cikeusik dan Cikawartana mulai 13 Februari hingga 14 Mei 2021 tertutup dari wisatawan, karena tengah melaksanakan ritual Kawalu selama tiga bulan.

Warga Baduy Dalam, selama ritual Kawalu fokus menjalankan ketenangan dan ketentraman, sehingga wisatawan tidak diizinkan berkunjung.

Baca Juga: 12 Pengendara Moge Langgar Aturan Ganjil Genap Tertangkap, 3 Orang Diberi Sanksi

Baca Juga: Kasus Rombongan Moge Terobos Ganjil Genap, Kapolresta Bogor Kota: Sedang Ditelusuri dan Dalam Penyelidikan

Selain itu juga masyarakat Baduy Dalam dilarang menggelar perkawinan, sunatan anak yang bisa menimbulkan keramaian.

 

Selama ritual Kawalu, dipanjatkan doa diiringi puasa agar bangsa Indonesia diberikan keselamatan, kedamaian, kesejahteraan dan keamanan serta dijauhkan dari marabahaya,termasuk dibebaskan dari penyebaran COVID-19.

"Kami minta wisatawan dapat menghargai keputusan adat yang melarang kawasan Baduy Dalam itu dikunjungi orang luar," kata tokoh Baduy Dalam Cibeo Ayah Mursid.

Baca Juga: [BREAKING NEWS] Kebakaran di Pemukiman Warga, Kebon Kopi Dekat Pasar Rangkasbitung

 Baca Juga: [Hoax atau Fakta] Vtube Sah Atau Tidak di Indonesia?

Penutupan kawasan Baduy Dalam itu berdasarkan keputusan adat Nomor 141.01/13-Ds.Kan-200I/2021, tertanggal 13 Februari 2021 yang ditandatangani Kepala Desa Kanekes.

 

Pemerintahan desa telah dipasang peringatan di pintu gerbang Baduy di Ciboleger, agar wisatawan menaati hukum adat.

Tradisi Kawalu warisan nenek moyang sejak turun temurun dan wajib dilaksanakan setiap tahun dan tiga kali selama tiga bulan dengan puasa seharian.

Baca Juga: Single Terbaru Aurelia Hermansyah CINTA SEPERTI AKU , Kini Trending Di YouTube

Baca Juga: Polres Bintan Gelar Pengamanan di Vihara dan Klenteng

Perayaan Kawalu merupakan salah satu tradisi ritual yang dipercaya oleh warga Baduy Dalam. "Dalam perayaan Kawalu itu, masyarakat Baduy mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa," katanya menjelaskan.***

Editor: Dwi Christianto

Tags

Terkini

Terpopuler