Mantan TKW Asal Panyandungan Lebak Berhasil Kembangkan Usaha Kreatif Ini

- 20 Januari 2021, 18:58 WIB
TKW Panyandungan Usaha Produksi Roti Khobus
TKW Panyandungan Usaha Produksi Roti Khobus /Foto : Antara/

PORTAL LEBAK - Seorang wanita mantan Tenaga Kerja Wanita (TKW), warga yang berasal dari Panyandungan, Kecamatan Maja,  Kabupaten Lebak, Banten, berhasil mengembangkan ekonomi kreatif dengan memproduksi kuliner khas Timur Tengah.

Seperti yang PortalLebak.com kutip dari ANTARA, Rabu 20 Januari 2021. Mantan TKW yang bernama Ernasari yang berusia 40 tahun ini mengembangkan produksi makanan 'khobus'.

Khobus, Khubz atau Khobz dalam bahasa arab artinya roti. Khobus adalah roti tipis dan bundar (flat bread) khas arab. Kalau orang barat mungkin lebih mengenalnya dengan sebutan pita bread.

Baca Juga: Lady Gaga Nyanyikan Lagu Kebangsaan AS Saat Pelantikan Presiden Joe Biden-Kamala Harris

Baca Juga: Tim Indonesia Masih Unggul di Turnamen Mobile Legends Internasional

"Kami mengembangkan usaha ini dengan harapan tidak ada lagi warga sini yang bekerja ke luar negeri dan lebih membuka usaha di negara sendiri," kata Ernasari, Selasa 19 Januari 2021.

Masyarakat di kampungnya banyak yang menjadi pejuang devisa menjadi pekerja ke Timur Tengah sebagai asisten rumah tangga, hingga pengemudi pribadi. Karena peluang pekerjaan di kampung sendiri sangat kesulitan dan paling menjadi buruh tani.

Namun Ernasari berikhtiar mengajak warga agar tidak kembali bekerja ke luar negeri dengan membuka usaha sendiri.

Baca Juga: Sapi Hasil Inseminasi Buatan, Kembali Lahir di Lebak

Baca Juga: Dua Jenazah Korban Sriwijaya Air SJ 182 Dimakamkan di Pangkalpinang

"Kami setahun mengembangkan usaha memproduksi Khobus, sebagai makanan favorit khas masakan Arab Saudi yang banyak diminati konsumen," katanya.

Ia mengatakan Khobus terbuat dari tepung terigu, gula dan garam, yang dibentuk bulat seperti opak. Khobus, kata dia, ebih enak dan lezat jika dikonsumsi dengan shakshuka yang terbuat dari telur dan tomat.

Selama ini, harga makanan Khobus dan shakshuka yang dijual Erna dibandrol Rp15 ribu/porsi.

Baca Juga: Dalam 3 Hari Sebanyak 4.070 Tenaga Kesehatan dan 69 Tokoh Sudah Divaksin Covid-19 di Jawa Barat

Baca Juga: Detik-detik Banjir Bandang Cisarua Puncak Bogor, Ini yang Membuat Warga Terkejut

"Pelanggan yang datang ke sini juga ada dari Bogor dan Jakarta," katanya. Kebanyakan pelanggan keturunan Arab Saudi, meskipun ada juga warga setempat yang merupakan mantan pekerja di Arab Saudi.

Menurut dia, omzet jualan khobus dan shakshuka relatif lumayan, berkisar Rp500 sampai Rp650 ribu/hari.

"Kami memproduksi makanan itu biasanya di Arab Saudi untuk menu majikan sebagai konsumsi sarapan pagi," katanya.

Baca Juga: Pemerintah Pusat Bantu Bangun Rumah Yang Rusak Akibat Gempa Sulbar

Baca Juga: Banjir Kalimantan Utara Rendam 533 Rumah, BPBD Siapkan Fasilitas Bagi Pengungsi

Begitu juga mantan TKW lainnya, Aminah (45) warga Cisonggom Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak mengaku kini membuka Toko Jedah yang menyediakan keperluan bahan pokok.

Modal usaha diperoleh dari hasil bekerja selama 10 tahun di Arab Saudi. Saat ini, setidaknya omzet pendapatan relatif lumayan dan bisa meraup keuntungan sekitar Rp1 juta/hari.

"Kami beruntung hasil jerih payah bekerja di Arab Saudi kini bisa membuka usaha cukup besar," katanya.

Baca Juga: Ayo Disiplin Protokol Kesehatan, RS Rujukan Covid-19 di Jakarta Tersisa 13 Persen Lagi

Secara terpisah, Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Lebak Tajudin Yamin mengatakan pemerintah daerah mendorong agar mantan pekerja migran bisa mengembangkan usaha ekonomi kreatif. Sehingga mereka tidak kembali bekerja ke luar negeri yang memiliki risiko cukup besar mulai dari ancaman kekerasan dan penganiayaan.

"Kami terus berupaya untuk mendampingi para mantan TKW Arab Saudi agar membuka usaha sehingga memiliki pendapatan ekonomi yang baik dan sejahtera, seperti di Kampung Cisonggom dan Penyandungan banyak yang berhasil," katanya.***

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x