Perajin Tahu Tempe di Lebak mogok produksi, Akibat Harga Kedelai Meroket

- 20 November 2022, 06:00 WIB
Pabrik tahu dan tempe, di Muara, Rangkasbitung, Kabupaten Lebak tampak tidak ada pekerja kegiatan produksi akibat mogok sehubungan harga kedelai naik.
Pabrik tahu dan tempe, di Muara, Rangkasbitung, Kabupaten Lebak tampak tidak ada pekerja kegiatan produksi akibat mogok sehubungan harga kedelai naik. /Foto: ANTARA/Mansur/

"Kami mogok produksi selama tiga hari,"

PORTAL LEBAK - Para perajin tahu dan tempe di Kabupaten Lebak, Banten memutuskan mogok produksi selama tiga hari sejak Sabtu hingga Senin (19-21 November 2022).

Tindakan ini terpaksa diambil para perajin tahu tempe, karena harga kedelai yang terus meroket dari Rp420 ribu menjadi Rp700 ribu per karung, dengan berat 50 kilogram.

"Kami mogok produksi selama tiga hari, dari Sabtu (19 November) sampai Senin (21 November)," ungkap Ketua Asosiasi Tahu Tempe Kabupaten Lebak, Mad Soleh.

Baca Juga: Tiga Formula Presiden Jokowi Tingkatkan Produksi Nasional Demi Hapus Impor Kacang Kedelai

Mad Soleh, dikutip PortalLebak.com dari Antara, para pelaku usaha tahu tempe di Lebak menyayangkan mogok produksi, karena mereka akan merugi besar.

Para perajin tahu tempe, termasuk pekerja, pedagang pengecer, pedagang bakulan, pengemudi hingga sampai panggul kayu bakar, terpaksa menganggur, dampak mogok produksi ini.

Mad Soleh mengungkapkan, perputaran uang dari produksi tahu tempe di Lebak dapat mencapai ratusan juta/hari, tapi saat ini perajin menghentikan aktivitas produksi.

Baca Juga: Polisi Usut Tuntas Penimbun Kedelai, Yang Memicu Mogok Produsen Tahu dan Tempe

Saat perajin tahu tempe menggelar mogok produksi, para konsumen diminta bisa memahami sikap para pelaku usaha tersebut.

Pasalnya, jika harga jual satuan tahu dan tempe tidak dinaikkan, maka dapat dipastikan para perajin terancam bangkrut.

"Kami sudah sepakat bersama perajin menaikkan Rp500/bungkus dengan isi tujuh satuan tahu," papar Mad Soleh.

Baca Juga: Gempa Pangandaran Magnitudo 5.3, Dirasakan di Banyak Wilayah di Jawa Barat

Di tempat terpisah, seorang perajin tahu tempe, Samsul (55) yang juga warga Rangkasbitung menegaskan menghentikan produksinya akibat harga kedelai melonjak.

Harga di pasaran naik, yang berdampak atas omzet perajin yang menurun dan tidak sebanding dengan biaya produksi serta upah kerja.

"Kami berharap konsumen dapat menerima kenaikan harga tahu tempe, supaya perajin dapat mempertahankan usaha dan bisa meraup keuntungan," pungkas Samsul.

Baca Juga: Demo Proyek Jalan Mangkrak Rp4,9 Miliar di Rumpin Bogor Minta Pemkab dan PUPR Turun Tangan

Akibat keputusan ini, sejumlah pedagang pengecer tahu tempe di Pasar Rangkasbitung, Lebak, menjadi tidak berjualan.

Para pedagang tahu tempe mengetahui adanya mogok produksi tersebut, jadi terpaksa menganggur sambil menunggu keputusan perajin pada pekan depan.

"Kami berjualan tahu tempe dapat keuntungan Rp150 ribu dan jika produksi mogok tentu alami kerugian," ungkap Maman (45) seorang pedagang tahu, di Pasar Rangkasbitung.***

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x