Selama periode pengamatan, Gunung Merapi mengalami sembilan kali longsoran dengan amplitudo 3-20 mm, 35,64 hingga 131,28 detik.
“Satu kali gempa multifase dengan amplitudo 3 mm 6,84 detik, dan tiga kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 3 hingga 7 mm, 87,08 hingga 142,4 detik,” paparnya.
Baca Juga: Breaking News: Gempa Dengan Magnitudo 6,4 Melanda Padang Sidempuan di Provinsi Sumatera Utara
Menilik hasil analisis morfologi kubah lava Merapi dari stasiun Kamera Deles 5, Tunggularurum, Ngepos dan Babadan 2, teramati perubahan morfologi kubah barat daya akibat longsoran dan longsoran panas.
Berdasarkan pengamatan dilakukan oleh petugas BPPTKG, perubahan morfologi Gunung Merapi diamati pada periode 24 hingga 30 Maret 2023.
"Tidak ada perubahan besar di kubah tengah. Kami tetap mempertahankan status Gunung Merapi Level III atau Waspada yang ditetapkan pada November 2020 lalu,” ujarnya.***