Tubuh Anda Kegemukan, Hindari 3 Makanan Ini!

2 Januari 2021, 12:50 WIB
ilustrasi kegemukan atau obesitas /pixabay/

PORTAL LEBAK – Kegemukan dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai penyakit.


Memiliki lemak berlebih dalam tubuh, sesak pernafasan hingga susah beraktifitas sehari-hari.


Lemak tubuh yang berlebihan, dapat meningkatkan risiko timbulnya masalah kesehatan yang serius.

Baca Juga: Fantastis, Wanita Ini Jual Kuku Seharga Rp669 Juta dengan Panjang 96 Cm

Baca Juga: Yuk Berdoa, Ini Doa Akhir dan Awal Tahun Lengkap Arab, Latin Serta Artinya


Dimungkinkan juga mengalami nyeri punggung atau sendi, kelelahan, makan terus-menerus, mendengkur atau perut buncit.


Penanganan utamanya adalah perubahan gaya hidup seperti pola makan dan olahraga.


jika Anda sudah makan tidak berlebihan dan berolahraga secara cukup, tapi ternyata tetap menderita kegemukan, 3 makanan ini patut dihindari.

Baca Juga: Cara Cek Vaksin Gratis Gunakan NIK di KTP, Login ke pedulilindungi.id

Baca Juga: Tagihan Listrik Gratis Lagi Hingga Maret 2021, Ini Cara Ceknya


Tahukah Anda makanan yang masuk ke dalam perut Anda merupakan faktor utama yang menyebabkan masalah pada pencernaan?.

Beberapa jenis makan memiliki kemungkinan besar mengganggu sistem pencernaan Anda.


Hilangnya bakteri baik dalam usus menyebabkan peradangan, dan menyebabkan Anda mengalami kegemukan bahkan bertambahnya berat badan Anda secara drastis.


Dilansir Portal Lebak dari Pikiran-Rakyat.com dari The Healthy yang berjudul “Hindari Kegemukan dengan Kurangi Konsumsi 3 Makanan Ini”.


Ada 3 jenis makanan ini wajib Anda hindari, jika ingin menjaga bentuk tubuh dan bertambah sehat.

Baca Juga: Covid-19 Masih Ganas, DPR Minta Tunda Proses Belajar Tatap Muka Awal 2021


1. Makanan padat karbohidrat


Kenyataannya adalah tidak semua karbohidrat itu buruk.


Menurut Aviva Romm, MD, seorang spesialis kesehatan wanita di Massachusetts Barat mengatakan bahwa karbohidrat kompleks seperti ubi jalar, labu, dan nasi merah, selama tidak dikonsumsi berlebihan makanan tersebut bermanfaat menjaga lemak perut tetap rendah.


Menurutnya, masalah sebenarnya yang sering dialami adalah ketika makan karbohidrat sederhana adalah memakan produk tepung olahan seperti roti putih atau nasi putih.

Baca Juga: Apa Benar Setelah Sembuh dari Covid-19 Bisa Kebal? Ini Kata Para Pakar


Dr. Romm menjelaskan bahwa tidak seperti karbohidrat kompleks yang memanfaatkan energi dan kadar gula darah dengan baik, karbohidrat sederhana menyebabkan lonjakan gula dan insulin.

Makan makanan tersebut secara teratur dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan obesitas, resistensi insulin, peradangan, dan masih banyak lagi.


Karbohidrat sederhana bisa Anda temukan pada bagel, nasi putih, pasta putih, roti putih, donat, dan muffin.


2. Lemak tidak sehat

Baca Juga: Cara Cek Vaksin Gratis Gunakan NIK di KTP, Login ke pedulilindungi.id

Tiga jenis lemak makanan terkait dengan peradangan dan ikut berkontribusi pada kelebihan lemak perut adalah lemak trans, lemak jenuh, dan lemak omega-6.


Para ahli di Mayo Clinic menjelaskan bahwa lemak trans yang biasa ditemukan dalam makanan yang dipanggang dan digoreng bisa meningkatkan risiko penyakit jantung.


Dr. Romm mengatakan bahwa lemak berkualitas baik seperti minyak zaitun dan alpukat sangat ideal. Lemak ini, jelas tidak hanya bermanfaat terhadap fungsi sel yang sehat, tetapi berperan dalam mencegah Anda untuk makan berlebihan.

Baca Juga: 3 Wisatawan Terseret Ombak di Pantai Cibobos Cihara Lebak, 1 Hilang


Jenis lemak trans biasa ditemukan pada makanan kemasan, potongan daging olahan yang berlemak tinggi, produk susu berlemak penuh, sedikit permen (lemak jenuh), minyak jagung, minyak biji anggur, minyak kedelai, minyak safflower, dan minyak bunga matahari (lemak omega-6).


3. Daging olahan
Meski terasa enak, daging olahan sangat tinggi kalori dan lemak jenuhnya. Ini tidak hanya buruk bagi perut Anda, tetapi juga dapat menyebabkan penyakit jantung dan stroke.


“Daging olahan sangat sulit dicerna banyak orang. Daging olahan bisa mengendap di usus lebih lama karena sulit diuraikan,” kata Julie Rothenberg, RD, ahli gizi berlisensi di Florida.

Baca Juga: Sinergikan Kemenparekraf dan Kemenkes, Sandiaga Uno Ajak Budi Gunadi Sadikin Diskusi
Faktanya, daging olahan tidak mengandung serat apa pun, jadi tidak baik untuk pencernaan. Anda bisa temukan daging olahan pada daging beku, hot dog, dan daging giling.***

Editor: Didin

Tags

Terkini

Terpopuler