PORTAL LEBAK - Istilah happy hypoxia yang dikaitkan dengan virus corona mencuat, setelah kasus kematian 3 warga Banyumas, Jawa Tengah, karena Covid-19 yang ternyata disebabkan adanya komplikasi gangguan medis.
Tiga warga Banyumas meninggal dunia, pada Agustus 2020 lalu setelah terjangkit Covid-19. Pasien tidak menunjukkan gejala-gejala pada umumnya penderita Covid-19, seperti batuk atau pilek, namun berakhir kematian.
Dirangkum PortalLebak.com dari laman alodokter.com, virus Corona akan membuat penderitanya sulit mendapatkan oksigen untuk disuplai ke dalam darah, namun penderitanya tidak merasakan hal aneh di tubuhnya. Fenomena penurunan kadar oksigen tiap orang meski merasa sehat, inilah yang disebut happy hypoxia.
Baca Juga: Kadiv Humas Polri: Maklumat Kapolri Tidak Akan Membatasi Kebebasan Pers
Baca Juga: Ilmuwan Luar Angkasa Temukan 5 Penemuan Hebat di Tahun 2020
Normalnya, kadar oksigen dalam darah (saturasi oksigen) tiap individu ada pada rentang 95-100 persen atau sekitar 75-100 mmHg. Ketika kadar oksigen dalam tubuh dibawah angka tersebut, tubuh akan mengalami kekurangan oksigen yang bahasa medisnya hipoksemia atau hipoksia (hipoxia).
Hipoxia dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti kelainan jantung, gagnguan fungsi paru-paru (misalnya asma, emfisema, bronkitis, pneumonia, dan kanker paru-paru), ganguan pernapasan saat tidur atau sleep apnea, dan anemia. Selain itu, hipoksia juga dapat terjadi pada penyelam dan pendaki gunung.
Hipoxia yang tidak ditangani dengan baik dapat mengalami kerusakan jaringan dan organ tubuh, seperti otak dan jantung, lalu mengganggu fungsi organ tubuh lainnya.
Baca Juga: Musibah Bencana Alam Awal Tahun 2021 di Batam, Gubernur Kepri Turun Langsung ke Batu Ampar