Gangguan penglihatan Katarak Jadi Masalah Utama, Ini Sebab dan Pencegahannya

- 19 Oktober 2021, 10:01 WIB
Ilustrasi pemeriksaan gangguang penglihatan pada mata.
Ilustrasi pemeriksaan gangguang penglihatan pada mata. /Foto: cottonbro/from Pexels/

PORTAL LEBAK - Dari 270 juta penduduk Indonesia, sebanyak 1,6 juta orang buta ditambah 6,4 juta orang lainnya alami gangguan penglihatan sedang dan berat.

Dari jumlah 8 juta penderita gangguan penglihatan, sejumlah 81,2 persen disebabkan oleh katarak.

Data ini diungkap oleh Perwakilan Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) dr. Aldiana Halim.

Baca Juga: Dalam Seminar Tentang Gender dan Kesehatan, Bupati Lebak Ajak Kaum Perempuan Berdaya Saing

Dia menyatakan data tersebut diambil pada tahun 2017, dari populasi penduduk di Indonesia saat itu, terdapat 8 juta orang dengan gangguan penglihatan.

Hal senada diungkap pula oleh Plt. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes dr. Maxi Rein Rondonuwu.

Berdasarkan World Report on Vision tahun 2019, secara global diperkirakan terdapat sekitar 2,2 milyar penduduk alami gangguan penglihatan dan/atau kebutaan.

Baca Juga: Vaksin Booster Untuk Tenaga Kesehatan Dimulai Kementerian Kesehatan

Padahal, menurut dr. Maxi, kondisi gangguan penglihatan atau kebutaan yang dialami 1 milyar penduduk dunia, dapat dicegah.

"Menurut data nasional Survei Kebutaan Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) tahun 2014-2016 kementerian kesehatan, sasaran populasi usia 50 tahun ke atas diketahui bahwa angka kebutaan mencapai 3persen dan katarak merupakan penyebab kebutaan tertinggi (81 persen)," ungkap dr. Maxi yang PortalLebak.com lansir dari laman kemenkes, 18 September 2021.

Penyebab gangguan penglihatan yang lain, seperti kelainan refraksi, glaukoma atau kelainan mata yang berhubungan dengan diabetes.

Baca Juga: Hasil Olah TKP Kecelakaan Truk Kimia di Tol Merak Wadirlantas Polda Banten Sampaikan Ini

Senada dengan dr. Maxi, dr. Aldiana menilai pemerintah fokus pada penanganan katarak, bagaimana orang katarak mendapatkan akses pelayanan kesehatan.

Termasuk untuk mendapatkan pelayanan operasi katarak, sehingga penglihatannya dapat kembali seperti sediakala.

Orang dengan katarak ini, Aldiana menilai, perawatannya cukup efektif jiak dia dioperasi dan tidak ada komplikasi lain.

Baca Juga: Yuk Pasang 12 Twibbon Maulid Nabi Muhammad SAW pada 1443 H Tahun 2021

Sehingga kemungkinan mereka yang menderita katarak, dapat melihat kembali secara normal, sangat besar.

"Kalau seandainya katarak 81,2 persen setengahnya bisa kita tangani, kedepan prevalensi gangguan penglihatan akan turun signifikan," ujar Aldiana.

Gangguan penglihatan tidak hanya berpengaruh kepada penglihatan tetapi berpengaruh kepada seluruh aspek kehidupan penderitanya.

Baca Juga: Harga Bitcoin Melambung di level Tertinggi 6 Bulan Terakhir, Ada Harapan di tengah Kekhawatiran Inflasi

Jadi gangguan penglihatan itu berpengaruh terhadap kualitas hidup orang yang menderitanya.

Konsekuensi hilangnya penglihatan berpengaruh kepada fisik, mental, kepuasan hidup, mobilitas, ketergantungan, pendidikan.

Orang dengan gangguan penglihatan juga memperberat penyakit kronis yang sedang diderita.

Baca Juga: Big Hit Music Buka Audisi Global Grup Boyband KPop Generasi Berikutnya Setelah BTS dan TXT, Ini Syaratnya

"Kami baik dari Perdami dan leadership-nya dari Kemenkes sekarang memang sedang berjuang, berusaha untuk mendapatkan orang-orang dengan gangguan penglihatan," ungkap Aldiana.

"Di manapun mereka berada, dan memfasilitasi mereka untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya sehingga mereka bisa kembali melihat," pungkasnya.

Di berbagai daerah di Indonesia, baik di Papua, Maluku, atau warga masyarakat dapat bergerak; mencari orang dengan gangguan penglihatan dan kemudian berusaha mengembalikan kondisi kesehatan mereka.***

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x