Gubernur Jabar Tinjau Budidaya Udang Qini Vaname di Tasikmalaya

24 Januari 2021, 10:45 WIB
Gubernur Jabar saat Tinjau Budidaya Udang di Tasikmalaya /Foto : Humas Pemprov jabar/

PORTAL LEBAK - Udang adalah makanan dengan kandungan gizi melimpah, kandungan proteinnya yang termasuk rendah lemak.

Sering dikomsumsi manusia karena rasanya yang lezat, Udang hidup di perairan air tawar, air payau dan air asin.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, meninjau tambak udang Qini Vaname Pesantren Tharekat Idrisiyyah sekaligus melakukan panen parsial di tambak Qini Vaname 2, Jalan Raya Ciheras, Desa Ciandum, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu 23 Januari 2021.

Baca Juga: Tingkatkan Ekonomi, Prajurit TNI Ajarkan Warga Perbatasan RI-PNG Bikin Gethuk Singkong

Baca Juga: Kabid Humas: Banten Telah Terima Vaksin Tahap I Sebanyak 14.560, Tahap II 81.720 Vial

Dari keterangan pers, Gubernur Jawa Barat mengungkapkan," saya sangat bahagia hari ini karena di belakang saya ada tambak-tambak udang ukuran 40x60 meter yang isinya ada ribuan udang. Ini (Qini Vaname) menjadi percontohan bahwa pantai selatan Jabar bisa menghasilkan nilai ekonomi yang luar biasa," kata Kang Emil sapaan Ridwan Kamil.

Ia pun menilai, Pesantren Tharekat Idrisiyyah melalui koperasi pesantren berhasil mengelola tambak-tambak udang vaname sehingga menghasilkan kesejahteraan untuk pesantren dan santri.

"Karena (keberhasilan) itu, petani lokal mulai tertarik untuk belajar (ke Qini Vaname). Saya inginnya di seluruh wilayah Selatan nanti tidak ada lagi lahan menganggur yang tidak bermanfaat," ujar Kang Emil.

Baca Juga: Usai Dari Mamuju, Doni Monardo Umumkan Dirinya Positif Terpapar Covid-19

Baca Juga: Kelompok Kriminal Bersenjata Papua Serang Pos Titigi, Dua Prajurit TNI Gugur

Ke depannya, ia berharap, kejayaan budi daya udang vaname di Jabar Selatan yang salah satunya disokong Qini Vaname Pesantren Tharekat Idrisiyyah bisa membuat ekspor Jabar meningkat.

"Ada dulu sebuah perubahan (semangat bertambak udang), jangan-jangan (setelah ini) butuh restoran juga. Otomatis nanti juga ada kebutuhan pengolahan. Kalau sudah banyak petambak, nanti bisa ekspor," ujar Kang Emil.

"Saya pesan ke Dinas KUK, mitranya adalah pesantren koperasi. Ke Dinas Kelautan dan Perikanan, hitung skala ekonominya. Tidak ada alasan budi daya udang vaname ini tidak sukses di Jabar," katanya.

Baca Juga: Tenaga Kesehatan Telah Vaksinasi Covid-19, Capai 132 Ribu Orang

Baca Juga: Remaja Putri Anemia Akibat Gaya Hidup Kurang Sehat, Berisiko Lahirkan Anak Stunting

Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jabar, Hermansyah, mengatakan bahws pesisir Jabar Selatan sepanjang 446 km ini memiliki banyak potensi yang belum tergarap.

Hermansyah pun mendukung upaya budi daya udang vaname karena secara ekonomi memiliki pasar yang luar biasa. Ia pun menilai, Qini Vaname Pesantren Tharekat Idrisiyyah bisa menjadi percontohan bagi petambak lainnya.

"Jadi mungkin ini bisa menjadi pilot project kepada masyarakat bahwa usaha tambak udang sangat menguntungkan," tutur Hermansyah.

Baca Juga: Paparan Covid-19 Masih Merebak, Polresta Bogor Kota Launching Program Polisi RW

Baca Juga: Banjir Kalsel, Kapolres Banjar dan Kapolres Tanah Laut Terus Bantu Warga Terdampak Musibah

Ditambahkan Hermansyah," dengan banyaknya petambak maupun nelayan tentu akan mendorong hasil produksi perikanan di Jabar dan pada akhirnya kesejahteraan nelayan dan petani tambak adalah sasaran utama kami," ucapnya.

Untuk diketahui, Qini Vaname 2 berdiri sejak 2015 dan kini memiliki 40 kolam tambak seluas 10 hektare dengan kurang lebih 20 orang santri maupun lulusan Idrisiyyah yang bertugas sebagai petambak.

Udang vaname (Litopenaeus vannamei) sendiri merupakan jenis udang yang hidup di laut tropis.

Baca Juga: Dandim 1401 Majene dan Camat Malunda Tegaskan Distribusi Bantuan Pasca Gempa Merata

Baca Juga: Optimis Pemerintah Bangkit dari Resesi Ekonomi Usai Pandemi, Ini Strategi Menteri PPN

Udang jenis ini menjadi primadona bagi petambak, karena memiliki karakteristik yang unggul, antara lain mampu hidup pada kisaran salinitas yang luas, mampu beradaptasi dengan lingkungan bersuhu rendah, memiliki tingkat keberlangsungan hidup yang tinggi, dan memiliki ketahanan yang cukup baik terhadap penyakit sehingga cocok untuk dibudidayakan di tambak.***

 

Editor: Didin

Tags

Terkini

Terpopuler