PORTAL LEBAK - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan pemerintah akan membangun persemaian atau nursery di daerah hulu, sungai Kapuas, Kalimantan Barat.
Tindakan ini sekaligus menggalakkan penghijauan, di daerah hulu serta di daerah-daerah tangkapan hujan itu sepanjang daerah aliran sungai Kapuas.
Presiden Jokowi menilai, bencana banjir di Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat, disebabkan kerusakan di daerah tangkapan hujan atau catchment area.
Baca Juga: Banjir Bandang di Saguling Kabupaten Bandung Barat, Ratusan Warga Terdampak
Dilansir PortalLebak.com dari setkab.go.id, Presiden menilai daerah tangkapan hujan rusak, lantas menyebabkan Sungai Kapuas meluber.
Presiden Jokowi mengungkapkan solusi mengatasi banjir di Kabupaten Sitang, usai meresmikan Jalan Tol Serang-Panimbang seksi 1 ruas Serang-Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Selasa 16 November 2021.
“Memang karena kerusakan catchment area, daerah tangkapan hujan yang sudah berpuluh-puluh tahun dan itu harus kita hentikan," tegas Presiden Jokowi.
Baca Juga: Banjir Bandang Kota Batu, Update: Tujuh Warga Meninggal Dunia
"Karena memang masalah utamanya ada di situ, sehingga Sungai Kapuas meluber karena daerah tangkapan hujannya rusak, itu yang lagi ingin kita perbaiki,” tambahnya.
Menurut kepala negara, di catchment area harus diperbaiki karena kerusakannya memang ada di situ.
"Selain itu, Kedua, memang ada curah hujan yang lebih ekstrem dari biasanya,” papar Jokowi.
Baca Juga: Tahukah Kamu? Lagu Aku Harus Jujur dari Kerispatih Ternyata Bertema Gay
Presiden sudah memerintahkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) agar mempelajari penyebab dan solusi banjir di Sintang.
Atas arahan Presiden, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjelaskan segera menindaklanjuti paparan Presiden Jokowi tersebut.
“Ke depan kita perlu betul-betul melaksanakan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), dan menjalankan penegakan hukum yang tegas," pungkas Basuki.
"Ini ditujukan agar berbagai pelanggaran atas tata ruang, terkait ruang-ruang terbuka untuk air,” tambahnya.
Senada dengan itu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar menjelaskan sejumlah faktor penyebab banjir Sintang.
Siti mengungkapkan adanya curah hujan lebat, sejak akhir Oktober sampai awal November 2021.
Baca Juga: Rangkasbitung Terhubung Tol Langsung ke Jakarta, Iti Octavia: Bisa Dongkrak Perekonomian Lebak
Secara kumulatif sejumlah 294 milimeter menghasilkan debit banjir, sebesar 15.877,12 meter kubik perdetik.
Jumlah itu dinilai Siti melebihi kapasitas tampung sungai-sungai sebesar 12.279,80 meter kubik per detik.
Alhasil, timbul luapan dengan debit air yang luar biasa besar, yakni 3.597,32 meter kubik per detik.
“Ke depan, kita harus merencanakan pola permukiman ramah lingkungan dan gunakan kearifan lokal, aman dari banjir, seperti rumah panggung,” kata Siti.***