PORTAL LEBAK - Keluhan Ketua Dewan Pembina DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dinilai para pengamat politik justru menjerumuskannya dirinya sendiri dan partai Demokrat ke jurang politik.
Masalah besar yang kemungkinan terjadi sesungguhnya bahwa jelas terlihat SBY merasa Partai Nasdem, yang memiliki 59 kursi hingga sampai saat ini belum bisa juga dipegang komitmennya, untuk mau bergabung bersama Partai Demokrat.
Selain itu, SBY terlihat mulai semakin panik, karena Partai Nasdem belum juga memastikan, betul-betul mau bergabung dengan Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Apalagi ada momen Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Politik Puan Maharani dan rombongannya menjumpai Ketum DPP NasDem Surya Paloh, di kantor DPP NasDem baru-baru ini.
"Saya menilai kunjungan ini merupakan langkah pertama Puan Maharani dan rombongannya sebagai pelaksanaan instruksi Ketum PDI Perjuangan," ungkap Dewan Penasehat Dulur Ganjar Pranowo (DGP), Sabar Mangadoe dikutip PortalLebak.com melalui keterangan tertulisnya.
"Tujuannya untuk menjumpai semua ketua umum, Ketum Partai Pendukung Pemerintah (Presiden Jokowi), yaitu partai NasDem, Gerindra, PKB, Golkar PAN, dan PKB," tambahnya.
Baca Juga: PDI Perjuangan Tegas Menolak Tunda Pemilu 2024, Hasto: Setop Wacana Tidak Produktif Itu
Syarat Partai atau Gabungan Partai Ajukan Paslon Capres/Cawapres
Berdasarkan hitungan, Menurut Sabar, partai Demokrat memiliki 54 kursi dan PKS 50 kursi di Senayan, sehingga jumlah total hanya memiliki 104 kursi DPR RI saja.
"Partai Demokrat dan/atau PKS Terpental Dari Senayan? Sangat Mungkin. Bila pada akhirnya Partai Nasdem ataupun partai lainnya tidak ada satupun yang mau bergabung dengan keduanya," nilai Sabar.
"Artinya partai Demokrat dan PKS belum memenuhi syarat yaitu jumlah minimal 115 kursi DPR-RI 2019-2024, alias gagal untuk mengajukan Paslon Capres/Cawapres Anies Baswedan/AHY," jelasnya.
Demokrat Terpental Dari Senayan?
Selain gagal mengajukan Paslon Capres/Cawapres, Sabar menilai kondisi ini otomatis akan mengancam perolehan Partai Demokrat di kursi DPR RI 2024-2029.
"Bila anjlog sampai di bawah 23 kursi DPR-RI 2024-2029, maka partai Demokrat dan/atau PKS ini terpental dan tamat dari Senayan," pungkas Sabar Mangadoe.
"Demokrat dan/atau PKS akan menjadi partai gurem yang dipastikan tidak bisa bangkit lagi di Pemilu 2029 nanti. Selamat tinggal Demokrat dan PKS," pungkasnya.
Baca Juga: Sutradara 'Squid Game' Hwang Dong Hyuk Ungkap Rencana Membuat Sekuel Pada Tahun 2024
Sabar Mangadoe menilai Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terpeleset jatuh masuk jurang politik yang dibuatnya sendiri.
Dia menduga, oleh karena sinyalemen di atas, menyebabkan kenapa SBY hingga bisa berkata "harus turun gunung".
"Tapi hati-hatilah ya pak SBY, jangan sampai malah kepleset jatuh masuk ke jurang (politik). Ini saya ungkapkan agar masyarakat mengerti niat sesungguhnya pak SBY harus turun gunung," ucapnya.
"Jelas bukan karena semata-mata tuduhan bathil yang dilancarkan SBY sampai harus turun gunung, bahwa Pemilu 2024 akan tidak jujur dan curang, ataupun tidak adil. Tapi yang sesungguhnya adalah akibat Demokrat dan PKS terancam berat gagal ajukan Paslon Capres/Cawapres Anies Baswedan/AHY kok," paparnya.
Sabar menilai kondisi ini diperparah karena juga pasti mengancam perolehan jumlah suara atau kursi Demokrat dan PKS, yang akan anjlog besar.
"Pokoknya bila perolehan sampai dibawah 23 kursi DPR RI, maka partai Demokrat dan PKS terpental dari Senayan. Tamatlah riwayatnya!" tutup Sabar Mangadoe tegas.***