Tantangan sebagai pionir media kolaboratif
Kartono memaparkan, terdapat tantangan utama yang dialami PRMN sekarang ini untuk menjalankan bisnis di industri media.
Baca Juga: Pimpinan DPD RI: Kolaborasi Media Bersama PRMN, Bagian Sinergi Membangun Bangsa
“PRMN menjadi perintis model bisnis ekonomi kolaboratif. Sekarang (model bisnis kolaboratif-Red) banyak ditiru media-media lain. Dengan banyak yang meniru model bisnis kami, otomatis mereka lebih menyempurnakan apa yang telah kami rintis,” jelasnya.
Kartono menilai, sebagai pelopor PRMN berkelanjutan menjalankan trial and error sehingga sang peniru dapat menjiplak dan menyempurnakan pola bisnis itu.
Hal ini akan terus menjadi tantangan besar bagi PRMN, agar entitas bisnis kolaboratif ini bisa menjadi selalu lebih baik dari para pengekornya.
Selanjutnya Kartono menegaskan, PRMN harus terus berinovasi berhadap-hadapan dengan berbagai tantangan ke depan. Plus, PRMN menghadapi ekosistem media digital yang cair dan sangat mudah berubah.
Tentang potensi pendapatan media massa melalui direct selling, Kartono menyatakan hal ini sangat menantang, karena hingga sekarang keberlangsungan media digital banyak bergantung terhadap programatic ads.
“Dari sisi jurnalisme, kita lihat dari awal sistem recruiting yang sangat beragam merupakan tantangan berat. Misalnya dari tingkat pendidikan yang sangat beragam,” nilainya.