PORTAL LEBAK - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Indonesia bisa menjadi negara maju dalam tiga periode ke depan.
“Menurut organisasi internasional, Indonesia diharapkan menjadi negara maju dalam tiga periode kepemimpinan ke depan,” kata Presiden Jokowi saat membuka Kongres Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) ke-20 di Palembang, Jumat 1 Maret 2024 malam.
Presiden Jokowi menjelaskan bahwa selama beberapa tahun terakhir, lanskap ekonomi dan politik global telah berubah akibat disrupsi teknologi serta perubahan akibat interaksi media sosial.
Baca Juga: Presiden Jokowi meninjau pusat komando IKN dan mini studio TVRI
“Kondisi geopolitik saat ini sangat sulit untuk dihitung, bahkan perekonomian global penuh dengan ketidakpastian dan sulit untuk dihitung," jelas Jokowi.
“Namun dengan kondisi yang tidak stabil dan tekanan pada posisi tersebut, Indonesia sungguh mempunyai peluang dan peluang untuk melompati menjadi negara maju juga bagus," nilainya.
"Salah satu tantangan tersebut adalah di sektor hilir. Saya kasih contoh seperti Tambang Freeport yang sudah berdiri 55 tahun hanya mengekspor tembaga, tidak hanya tembaga atau emas,” ujarnya.
Baca Juga: Jokowi Undang Para Menteri Makan Bakso di Samarinda
Menurutnya, membangun pengecoran logam tidak mudah karena selama ini Indonesia hanya mengekspor bahan baku ke Jepang, Spanyol, dan lain-lain.
Oleh karena itu, dengan pembelian 51% saham PT Freeport oleh BUMN, maka akan memudahkan program hilirisasi melalui pembangunan smelter.
“Kita kehilangan nilai tambah dan lapangan kerja bagi anak negeri.
Makanya 9 tahun lalu saya paksa mereka bangun yang namanya pengecoran dan insya Allah bulan Juni 2024 smelter PT Freeport sudah bisa beroperasi. dan akan mempekerjakan sekitar 15 hingga 20 ribu anak di tanah air untuk bekerja,” papar Presiden Jokowi.
Baca Juga: TMII Selenggarakan festival 'Taman Imlek Indonesia Bersate', Plus Link Pembelian Tiketnya
Kepala negara mengatakan, penyerapan tersebut tidak hanya didorong oleh industri pertambangan tetapi juga perkebunan, pertanian, perikanan, kelautan, dan industri lainnya.
“Semuanya akan kita telan agar bisa memberi nilai tambah dan membuka lapangan kerja,” pungkasnya.***